TEMPO.CO, Jakarta - Israel dikabarkan telah menggunakan Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza utara sebagai markas dan tempat perlindungan dari serangan Hamas. Lembaga Kesehatan dan Medis MER-C mengungkapkan hal ini pada Rabu, 20 Desember 2023. Rumah sakit tersebut sudah berhenti beroperasi pada 16 November 2023, imbas dari serangan Israel ke Gaza sejak Oktober 2023.
Ketua Presidium MER-C, Sarbini Abdul Murad, menyatakan bahwa Israel memaksa semua tenaga medis, pasien, dan warga yang berada di Rumah Sakit Indoneisa untuk pindah ke Gaza selatan dan tengah, membuat rumah sakit tersebut kosong.
Selama dua pekan terakhir, Israel menempatkan pasukannya di RSI setelah klaim tentang terowongan dan markas Hamas di lokasi tersebut pada 6 November 2023, yang dibantah oleh MER-C keesokan harinya.
“Jadi mereka menggunakan RSI sebagai perisai, dan harapan mereka adalah Hamas akan kabur atau tidak mungkin menyerang dengan senjata perang ke tempat perlindungan Israel di RSI,” ujarnya pada konferensi pers yang disiarkan di media sosial dan kanal YouTube MER-C hari Rabu.
Sarbini mengecam Israel karena menggunakan RSI sebagai markas dan benteng, serta mengajak Israel untuk mematuhi hukum humaniter internasional dengan menjadikan rumah sakit sebagai tempat netral tanpa pertempuran.
MER-C mendesak pula Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan investigasi terkait masalah ini. Pihak Israel belum memberikan tanggapan terhadap klaim yang disampaikan oleh MER-C.
Profil Rumah Sakit Indonesia di Gaza
RSI dibangun dari donasi masyarakat Indonesia. Lokasi RSI berada di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina. RSI dibangun di atas tanah wakaf dari Ismail Haniyeh seluas 16.261 meter persegi. RSI memiliki empat lantai dan satu lantai dasar dengan kapasitas 230 tempat tidur. Total dana pembangunan mencapai Rp 126 miliar, seluruhnya berasal dari rakyat Indonesia.
Organisasi sosial Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) menjadi perantara realisasi rumah sakit ini. MER-C bertujuan memberikan bantuan medis tanpa memandang agama, kebangsaan, atau golongan. RSI di Palestina menjadi prestasi penting MER-C di tengah konflik Israel-Palestina yang berkepanjangan.
Tempat itu dulunya merupakan tempat bertugas tiga warga negara Indonesia relawan MER-C yaitu Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zanzabil Al-Ayubi.
RSI diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu, Jusuf Kalla pada 9 Januari 2016. Sejak 2016, RSI telah merawat lebih dari 250 pasien harian. Dalam pidatonya, Kalla menekankan RSI sebagai simbol kerja sama yang mempererat hubungan antara Indonesia dan Palestina.
Rumah sakit senilai US$9 juta ini menjadi pusat kesehatan pertama yang dibuka di Gaza sejak tahun 2006. Pembangunan dimulai pada 2011 di atas tanah wakaf dari pemerintah Gaza dan dijalankan oleh sekitar 400 warga Palestina serta beberapa sukarelawan Indonesia.
ANANDA BINTANG I NABILLA AZZAHRA I MUTIARA ROUDHATUL JANNAH I MOHAMMAD HATTA MUARABAGJA
Pilihan Editor: MER-C: Israel Menjadikan Rumah Sakit Indonesia di Gaza sebagai Markas