TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Universitas Harvard, Claudine Gay, berencana menyerahkan tiga koreksi terhadap disertasinya pada 1997 ketika Kongres Amerika Serikat memulai penyelidikan atas tuduhan plagiarisme terhadapnya. Juru bicara Universitas Harvard pada Kamis, 21 Desember 2023, mengatakan Komite Pendidikan dan Tenaga Kerja Dewan Perwakilan Rakyat (DPR AS) telah memulai penyelidikan sejak Rabu, 20 Desember 2023, dan menemukan Gay telah membuat kesalahan kutipan dalam disertasinya.
Gay, yang dilantik sebagai presiden Harvard pada September 2023, telah mengajukan koreksi terhadap dua artikel yang diterbitkan dalam beberapa pekan terakhir yang menjadi objek tinjauan oleh Harvard Corporation, yakni dewan pengurus universitas tersebut. Surat kabar New York Post memberi tahu soal tuduhan plagiarism terhadap Gay kepada Harvard Corporation pada 24 Oktober 2023 melalui permintaan media.
Penyelidik, termasuk subkomite dari 11 anggota Korporasi dan panel ilmuwan politik independen, menemukan karya Gay memiliki “beberapa contoh kutipan yang tidak memadai” pada tinjauan awal tetapi hal itu tidak termasuk dalam kesalahan penelitian berdasarkan keterangan Korporasi pada 12 Desember 2023 lalu.
Tuduhan-tuduhan selanjutnya mengenai disertasi Ph.D. miliknya dari Harvard pada 1997 berujung pada tinjauan lebih lanjut. Dalam tinjauan tersebut, para penyelidik menemukan ada bahasa duplikat tanpa atribusi yang sesuai. Gay diketahui menyalin beberapa paragraf secara penuh dalam tulisan akademisnya tanpa menyebutkan sumber. Presiden Harvard ke-30 tersebut, dipastikan akan menyerahkan tiga koreksi kutipan untuk disertasinya ke kantor rektor universitas.
Pada Rabu, 20 Desember 2023, Komite Pendidikan dan Tenaga Kerja DPR Amerika Serikat pimpinan anggota Kongres Virginia Foxx menyurati Rekan Senior Harvard Corporation, Penny Pritzker, mengatakan pihaknya telah memulai peninjauan terhadap penanganan Harvard atas tuduhan plagiarisme terhadap Gay selama periode 24 tahun.
“Tuduhan plagiarisme yang dilakukan oleh pejabat sekolah terkemuka di universitas mana pun akan menjadi perhatian, namun Harvard bukan sembarang universitas. Ia menggambarkan dirinya sebagai salah satu institusi pendidikan terbaik di negara ini,” kata Foxx dalam surat yang dirilis di situs web Komite Pendidikan dan Tenaga Kerja.
Selain tuduhan plagiarisme, Gay sebelumnya menghadapi tekanan kuat untuk mengundurkan diri atas sikapnya terhadap isu Palestina. Permulaan kasusnya adalah ketika Harvard mengeluarkan serangkaian pernyataan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu kemarahan internasional karena tidak secara langsung mengutuk Hamas atau menangani antisemitisme di kampus dengan cukup tegas.
Reaksi ini semakin meningkat setelah Gay memberikan kesaksian di sidang Kongres pada 5 Desember 2023 tentang antisemitisme di lingkungan kampus. Perwakilan Kongres Elise M. Stefanik bertanya kepada Gay apakah seruan untuk melakukan genosida terhadap orang Yahudi melanggar kode etik Harvard.
Gay saat itu tidak memberikan jawaban tegas atas pertanyaan Stefanik, dan Harvard pun mendapat kecaman lebih lanjut. Para donor Harvard dan komunitas Yahudi menekan Gay untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Presiden itu, kemudian meminta maaf atas ucapannya dalam sebuah wawancara dengan Harvard Crimson, pers mahasiswa Harvard.
REUTERS
Pilihan Editor: Pornhub, Stripchat dan XVideos Diminta Uni Eropa Ikuti Aturan Digital Services Act
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini