TEMPO.CO, Jakarta - Sayap bersenjata Hamas, Jumat, 8 Desember 2023, mengatakan bahwa mereka telah menggagalkan upaya penyelamatan sandera oleh pasukan khusus Israel di Jalur Gaza, yang menimbulkan beberapa korban militer, dan seorang tawanan juga tewas dalam insiden tersebut.
Israel menolak berkomentar, dan menuduh faksi Islam Palestina melakukan upaya perang psikologis terhadap mereka.
Dalam sebuah pernyataan di Telegram, Brigade Al Qassam Hamas mengatakan para pejuangnya menemukan unit pasukan khusus yang sedang melakukan upaya penyelamatan dan menyerang, menewaskan dan melukai beberapa tentara. Mereka memang merinci lokasi kejadian.
Hamas mengatakan bahwa seorang tentara Israel yang ditawan terbunuh, dan menyebutkan namanya sebagai Sa'ar Baruch, 25 tahun. Daftar sandera Israel mengidentifikasi salah satu dari mereka sebagai Sahar Baruch, seorang pelajar sipil yang berusia 24 tahun ketika dia ditangkap dari rumahnya pada 7 Oktober saat pembunuhan dan penculikan Hamas lintas batas yang memicu perang.
Dari sekitar 240 orang yang disandera pada hari itu, 137 orang masih ditawan di Gaza setelah yang lainnya berhasil ditemukan dalam gencatan senjata. Beberapa diantaranya telah dinyatakan meninggal secara in-absentia oleh otoritas Israel.
“Kami tidak akan mengomentari perang psikologis yang terus dilancarkan Hamas terhadap rakyat Israel,” Eylon Levy, juru bicara pemerintah Israel, mengatakan dalam sebuah pengarahan ketika ditanya tentang laporan Hamas tentang serangan yang gagal tersebut.
“Kami menganggap Hamas bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kesejahteraan para sandera tersebut,” katanya, mengulangi permintaan Israel – yang sejauh ini belum dipenuhi – agar Palang Merah mengunjungi mereka.
Selain itu, menurut laporan Al Mayadeen konfrontasi tersebut menyebabkan cederanya tentara Israel lainnya yang telah menginvasi Gaza sebagai bagian dari operasi darat, sehingga mendorong pendudukan untuk mengerahkan pesawat tempurnya untuk membombardir daerah tersebut dengan serangkaian serangan udara untuk menutupi penarikan pasukan Israel yang menyerang.
Sebelumnya, tentara Israel mengakui kematian dua prajurit tambahan beberapa jam yang lalu, sebagai akibat dari konfrontasi intens dengan Perlawanan Palestina di bagian utara Jalur Gaza, dengan memberikan rincian tentang pangkat militer mereka: yang pertama, seorang sersan di "Batalyon 699", dan yang kedua, seorang prajurit di "Batalyon 271".
Dengan pengumuman Al Qassam tentang terbunuhnya seorang tentara Israel, jumlah total tentara Israel yang terbunuh sejak awal invasi ke Gaza telah mencapai 92 orang, menjadikan jumlah keseluruhan tentara yang tewas dalam Operasi Banjir Al Aqsa menjadi 419 orang.
REUTERS | AL MAYADEEN
Pilihan Editor: Pemerintah Rusia Klaim Banyak Orang Desak Putin untuk Maju di Pilpres