TEMPO.CO, Jakarta - Nepal mengatakan pihaknya telah meminta Moskow untuk tidak merekrut warganya menjadi tentara Rusia dan segera mengirim kembali tentara Nepal yang ditugaskan di sana kembali ke negara Himalaya tersebut setelah mengungkapkan enam tentara yang bertugas di militer Rusia telah terbunuh.
Tentara Nepal, yang disebut Gurkha, dikenal karena keberanian dan keterampilan bertarung mereka, dan telah bertugas di tentara Inggris dan India setelah kemerdekaan India pada 1947 berdasarkan perjanjian antara ketiga negara.
Negara kecil di Himalaya, yang terjepit di antara Cina dan India, tidak memiliki perjanjian seperti itu dengan Rusia, yang menginvasi negara tetangga Ukraina pada Februari 2022 dan telah terlibat dalam perang sejak saat itu.
Pemerintah Nepal mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa enam warga negaranya, yang pernah bertugas sebagai tentara Rusia, tewas, tanpa memberikan rincian apa pun.
“Pemerintah Nepal telah meminta pemerintah Rusia untuk segera mengembalikan jenazah mereka dan membayar kompensasi kepada keluarga mereka,” kata kementerian luar negeri pada Senin malam, 4 Desember 2023.
Upaya diplomatik sedang dilakukan untuk membebaskan satu warga negara Nepal yang bertugas di tentara Rusia dan ditangkap oleh Ukraina, tambah pernyataan itu. Nepal juga mendesak warganya untuk tidak bergabung dengan tentara di negara mana pun yang dilanda perang.
Harian berbahasa Inggris, The Kathmandu Post, mengutip Milan Raj Tuladhar, duta besar Nepal di Moskow, mengatakan bahwa 150-200 warga Nepal bekerja sebagai tentara bayaran di Rusia.
Kedutaan Besar Rusia di Kathmandu tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Jutaan warga negara Nepal bekerja pada pekerjaan sipil terutama sebagai buruh di industri dan lokasi konstruksi di Korea Selatan, Malaysia dan Timur Tengah.
REUTERS
Pilihan Editor: Gaza Masih Diserang, Gereja Palestina Buat Dekorasi Natal dengan Reruntuhan