TEMPO.CO, Jakarta - Israel menaikkan tingkat travel warning atau peringatan perjalanan bagi 80 negara di tengah operasi militer yang masih berlangsung di Jalur Gaza, menurut pengumuman Dewan Keamanan Nasional Israel (NSC) pada Senin, 4 Desember 2023.
Perubahan ini datang setelah sebuah pengumuman sebelumnya yang dirilis pada Ahad, 3 Desember 2023, yang berisi rekomendasi mengenai bagaimana warga Israel harus berperilaku di luar negeri saat ini, dan menggarisbawahi ancaman di beberapa negara.
NSC kemudian melakukan analisis mendalam terhadap semua negara dan menyesuaikan tingkat ancamannya. Akibatnya, tingkat ancaman di puluhan negara telah berubah dan dirilis dalam pengumuman kemarin.
Tingkat ancaman di banyak negara di Eropa Barat termasuk Inggris, Prancis dan Jerman; Amerika Selatan termasuk Brazil dan Argentina; serta Australia dan Rusia telah dinaikkan ke level dua dari level satu sebelumnya, dengan rekomendasi untuk meningkatkan kewaspadaan.
Sementara peningkatan ancaman ke level tiga berlaku bagi bagi negara-negara di Afrika termasuk Afrika Selatan dan Eritrea; dan Asia Tengah termasuk Uzbekistan, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Turkmenistan. Perubahan tersebut datang dengan rekomendasi untuk mempertimbangkan kembali perjalanan yang tidak penting ke negara-negara tersebut.
“Bagi warga negara Israel yang bepergian ke luar negeri, kami merekomendasikan untuk memilih tujuan mereka dengan bijak, sambil menerapkan tindakan pencegahan yang direkomendasikan di mana pun mereka berada,” demikian tertulis dalam situs web NSC.
Warga Israel antara lain diimbau menunda perjalanan ke negara-negara yang telah mengeluarkan peringatan perjalanan, menjauhi demonstrasi dan protes, serta menghindari secara terbuka menampilkan identitas Israel dan Yahudi.
Israel melanjutkan operasi militernya di Jalur Gaza setelah gencatan senjata sementara selama tujuh hari dengan kelompok militan Hamas berakhir pada Jumat, 1 Desember lalu.
Sedikitnya 15,899 orang telah tewas oleh serangan Israel di wilayah kantong tersebut sejak 7 Oktober lalu, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Israel mengatakan serangannya merupakan balasan terhadap penyerbuan lintas batas Hamas yang pada 7 Oktober menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.
ANADOLU
Pilihan Editor: Satu Dekade Kematian Nelson Mandela, Warisan Pro-Palestina Masih Terus Hidup