TEMPO.CO, Jakarta - UNICEF mengungkap pada Senin, 4 Desember 2023, serangan Israel di Gaza semakin buruk dampaknya bagi anak-anak dan para ibu. Dalam sebuah unggahan di media sosial X, juru bicara UNICEF James Elder prihatin atas meningkatnya kekerasan di wilayah selatan Gaza, yang menurutnya sama kejamnya dengan serangan di wilayah utara.
“Meskipun sudah ada jaminan (dari Israel), serangan di Gaza selatan sama kejamnya dengan apa yang dialami di wilayah utara. Entah bagaimana, (serangan) menjadi lebih buruk bagi anak-anak dan para ibu,” kata Elder.
Tentara Israel melanjutkan serangan di wilayah kantong Gaza setelah gencatan senjata sementara dengan Hamas berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023. Setidaknya 800 warga Palestina tewas dan 1.316 terluka dalam serangan udara Israel sejak itu berdasarkan keterangan Kementerian Kesehatan Gaza.
Bersama dengan pernyataannya, Elder juga mengunggah video menggambarkan pengalamannya menghadapi pengeboman tanpa henti di Gaza. Dalam video tertanggal 2 Desember 2023 tersebut, ia mengatakan tidak ada jeda lebih dari lima atau sepuluh menit tanpa suara serangan udara atau cahaya di langit yang menandakan serangan.
Di antara populasi 1,8 juta jiwa di Khan Younis, selatan Gaza, situasi yang digambarkannya adalah matras di samping matras, orang-orang bersebelahan, 10 ribu orang di penampungan itu, 20 ribu orang di penampungan lainnya, 500 orang tidur di luar. Di tengah pembombardiran, begitu banyak ibu, anak, dan keluarga yang berdampingan sangat erat.
Save the Children mengatakan dalam sebuah laporan pada 14 November lalu sekitar 15 ribu bayi diperkirakan akan lahir di Gaza dalam situasi krisis antara 7 Oktober 2023 hingga akhir tahun 2023. Mereka disebut berada dalam risiko besar di tengah meningkatnya kekerasan di Gaza dan krisis kebutuhan dasar seperti perawatan medis, air bersih, dan makanan di wilayah kantong yang sedang diblokade Israel tersebut.
Sekitar 15 persen perempuan yang melahirkan di Gaza kemungkinan besar mengalami komplikasi kehamilan atau kelahiran, menurut laporan tersebut, yang juga menemukan ibu hamil atau menyusui kesulitan mendapatkan air bersih, makanan, dan obat-obatan yang semakin menipis.
Israel melancarkan operasi militer di Gaza menyusul serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Sementara serangan Israel yang telah berlangsung selama hampir dua bulan telah menewaskan sedikitnya 15.899 orang di Gaza berdasarkan catatan kementerian kesehatan wilayah tersebut. Selain serangan udara dan darat, Israel juga menerapkan blokade ketat di Gaza, yang menyebabkan sulitnya akses masuk bantuan kemanusiaan.
ANADOLU
Pilihan editor: Hizbullah Tembakkan Rudal ke Israel, Netanyahu Ancam Lebanon Bisa Hancur