TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis iklim dan mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore, mengecam Uni Emirat Arab dengan mengatakan posisi tuan rumah KTT iklim COP28 itu sebagai pengawas negosiasi internasional mengenai pemanasan global tahun ini merupakan penyalahgunaan kepercayaan publik.
Komentar tersebut, disampaikan kepada Reuters dalam sebuah wawancara di sela-sela konferensi di Dubai, mencerminkan skeptisisme di antara beberapa delegasi bahwa Presiden COP28 Sultan al-Jaber, pimpinan perusahaan minyak nasional UEA ADNOC, dapat menjadi perantara yang jujur dalam kesepakatan iklim.
“Mereka menyalahgunakan kepercayaan masyarakat dengan menunjuk CEO salah satu perusahaan minyak terbesar dan paling tidak bertanggung jawab di dunia sebagai ketua COP,” kata Gore.
Pada presentasi di ruang pleno utama COP sebelum wawancara, Gore mengungkapkan data yang menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca UEA meningkat sebesar 7,5% pada tahun 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, sementara kenaikan di seluruh dunia 1,5%. Data tersebut berasal dari koalisi yang ia dirikan bernama Climate TRACE, yang menggunakan kecerdasan buatan dan data satelit untuk melacak emisi karbon perusahaan tertentu, kata Gore.
UEA tidak segera memberikan komentar atas pernyataan Gore atau data TRACE.
Gore, yang gagal maju pemilihan presiden AS pada tahun 2000 sebagai calon dari Partai Demokrat, juga mengecam kehadiran perusahaan minyak dan gas di KTT iklim tahunan dan promosi teknologi seperti penangkapan karbon sebagai cara untuk membersihkan emisi bahan bakar fosil. .
Ketika ditanya tentang kemunculan pertama CEO Exxon Mobil Darren Woods di konferensi COP, Gore mengatakan keterlibatan raksasa minyak tersebut tidak menghapuskan sejarah perlawanannya terhadap kebijakan iklim.
“Dia tidak boleh dianggap serius. Dia melindungi keuntungannya dan menempatkannya pada prioritas yang lebih tinggi daripada kelangsungan peradaban manusia,” kata Gore.
Exxon Mobil menolak berkomentar.
Gore mendesak para delegasi untuk menyetujui bahasa dalam teks akhir yang dikeluarkan pada pertemuan puncak tersebut untuk menghapuskan bahan bakar fosil, tanpa peringatan atau penyebutan teknologi penangkapan karbon.
“Teknologi penangkapan karbon dan penangkapan udara langsung saat ini baru proyek penelitian,” kata Gore. “Tidak ada pengurangan biaya selama 50 tahun dan ada anggapan dari pihak perusahaan bahan bakar fosil bahwa teknologi ini sudah tersedia dan layak secara ekonomi.”
REUTERS
Pilihan Editor Serangan terhadap Turis di Menara Eiffel, Tersangka Anggota ISIS yang Marah Atas Agresi Israel ke Gaza