TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat Israel tidak senang ketika Mohammed Nazal, seorang warga Palestina berusia 18 tahun, menggambarkan penderitaannya di penjara-penjara Israel setelah dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pekan lalu.
Remaja dari kota Qabatiya di Tepi Barat yang diduduki itu mengatakan kepada media Arab dan Barat bagaimana dia dipukuli dan tidak diberi bantuan medis, namun hal ini dibantah oleh pihak berwenang Israel yang mencoba menggambarkannya sebagai pembohong.
Kesaksian dan catatan medisnya kini telah diverifikasi oleh lembaga pengecekan fakta, memberikan bukti lebih lanjut tentang penganiayaan brutal yang diderita warga Palestina di penjara-penjara Israel yang semakin memburuk sejak perang Hamas vs Israel dimulai pada 7 Oktober.
Apa yang Dikatakan Nazal?
Ditangkap pada Agustus dan ditahan tanpa tuduhan, Nazal termasuk di antara lebih dari 100 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel – banyak di antaranya secara sewenang-wenang – dan dibebaskan sebagai bagian dari gencatan senjata selama seminggu yang berakhir pada Jumat.
Setelah dibebaskan, ia diwawancarai oleh berbagai outlet berita, termasuk Al Jazeera, untuk membahas pengalamannya di penjara Israel. Dia mengatakan penjaga penjara menjadi lebih kejam setelah perang dimulai.
“Dia terus memukuliku selama delapan menit dengan tongkat dan tanpa peduli di mana tongkat itu mendarat,” katanya kepada Al Jazeera tentang bagaimana seorang penjaga penjara Israel menyiksanya.
“Aku melindungi kepalaku. Tongkat itu diarahkan ke sini, ke kepalaku, tapi tangankulah yang menerima pukulannya.”
Gambar-gambar Nazal dengan kedua tangan dibalut perban – dan kisahnya tentang cobaan berat tersebut – menjadi viral. Ia mengatakan kedua tangannya mengalami patah tulang dan beberapa jari di kedua tangannya patah. Dia mungkin memerlukan operasi dalam perjalanan menuju pemulihan.
Nazal mengatakan dia “sakit di lantai selama seminggu” di penjara setelah pemukulan tersebut, namun tidak diberikan bantuan medis sebelum pembebasannya dijamin melalui pertukaran sandera.
Apa yang Dikatakan Israel?
Nazal baru bisa menceritakan pengalamannya setelah ia dipersatukan dengan keluarganya oleh Palang Merah.
Namun setelah pernyataannya tersebar, para pejabat Israel langsung mengambil tindakan.
Ofir Gendelman, seorang pejabat media di kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, merilis sebuah video yang menunjukkan tangan Nazal tidak dibalut saat menaiki bus Palang Merah.
Itu, katanya, berarti tangannya “baik-baik saja”. Dan dia mengklaim ini menunjukkan betapa orang-orang Palestina berbohong tentang apa yang terjadi di penjara-penjara Israel.
Hal ini terjadi ketika taktik propaganda Israel dan klaim tidak berdasar telah berulang kali diungkapkan kepada publik selama perang.