Pelanggaran Hukum Internasional
Sarbini Abdul Murad, kepala MER-C di Jakarta, mengatakan serangan terhadap rumah sakit tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional dan Indonesia harus berbuat lebih banyak untuk meminta pertanggungjawaban Israel mengingat hubungan negara tersebut dengan rumah sakit tersebut, yang diresmikan pada 2016 oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu Jusuf Kalla setelah didanai dengan sumbangan dari warga negara Indonesia dan organisasi kemanusiaan.
Namun, pengaruh Jakarta mungkin terbatas. Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan rumah sakit tersebut bukan milik Indonesia atau orang Indonesia sejak disumbangkan kepada masyarakat Gaza.
“Rumah Sakit Indonesia dibangun atas sumbangan warga negara Indonesia dan mengibarkan bendera Indonesia sebagai simbol persahabatan kita,” kata Sarbini kepada Al Jazeera.
“Hal maksimal yang bisa kami lakukan di MER-C adalah mewakili rakyat Indonesia dan mendorong pemerintah Indonesia dan Kementerian Luar Negeri untuk membawa kasus ini ke Mahkamah Pidana Internasional (ICC).”
“Setiap orang perlu melobi ICC, khususnya lima besar (lima anggota tetap dewan keamanan PBB: Cina, Prancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat), dan menyerukan gencatan senjata permanen,” tambahnya.
Sarbini mengatakan, belum ada rencana untuk mengevakuasi ketiga relawan Indonesia tersebut secara permanen dari Gaza karena masih ada pekerjaan penting yang harus mereka lakukan dalam hal memberikan bantuan kemanusiaan kepada korban luka dan pengungsi di Khan Younis.
Untuk saat ini, Fikri dan rekan-rekannya sedang mempertimbangkan situasi mereka sambil mencari cara terbaik untuk membantu masyarakat Gaza.
Dia mengatakan mereka mendapat makanan yang cukup setelah bertahan selama berhari-hari dengan berkurangnya jatah makanan dan air di Rumah Sakit Indonesia yang terkepung.
“Syukurlah, kami punya cukup makanan di sini sekarang dan ada orang yang menjual perbekalan di sekitar Rumah Sakit Eropa di Khan Younis,” kata Fikri.
“Kami makan kentang goreng, terong goreng, dan paprika goreng. Kadang-kadang kami bisa mendapatkan nasi dengan sedikit daging, dan kadang-kadang kami makan makanan lokal seperti roti dan hummus.”
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Anwar Ibrahim: Malaysia Berikan Bebas Visa untuk Turis Cina dan India