Menunda Serangan Darat
Kembalinya kedua orang Amerika tersebut membuktikan bahwa kebebasan bagi para sandera dapat diperoleh dan memberikan keyakinan kepada Biden bahwa Qatar dapat mewujudkannya melalui tim kecil yang telah dibentuk, kata para pejabat.
Kini, proses intensif mulai dilakukan untuk mengeluarkan lebih banyak sandera. Ketika ini terjadi, Burns mulai berbicara secara rutin dengan direktur Mossad David Barnea.
Biden melihat peluang untuk membebaskan sejumlah besar sandera dan bahwa kesepakatan untuk tahanan adalah satu-satunya jalan realistis untuk mengamankan jeda dalam pertempuran, kata para pejabat.
Pada 24 Oktober, ketika Israel siap melancarkan serangan darat di Gaza, pihak AS mendapat kabar bahwa Hamas telah menyetujui parameter kesepakatan untuk membebaskan perempuan dan anak-anak, yang berarti jeda dan penundaan dalam invasi darat.
Para pejabat AS berdebat dengan Israel apakah serangan darat harus ditunda atau tidak.
Pihak Israel berargumentasi bahwa persyaratan tersebut tidak cukup tegas untuk menunda, karena tidak ada bukti kehidupan para sandera. Hamas menyatakan mereka tidak dapat menentukan siapa yang ditahan sampai jeda pertempuran dimulai.
Amerika dan Israel memandang posisi Hamas tidak jujur. Pejabat itu mengatakan rencana serangan darat Israel diadaptasi untuk mendukung jeda jika kesepakatan tercapai.
Biden kemudian terlibat dalam pembicaraan terperinci selama tiga minggu berikutnya ketika proposal tentang kemungkinan pembebasan sandera terus diperbincangkan. Tuntutan dibuat agar Hamas memberikan daftar sandera yang ditahan, informasi identitas mereka, dan jaminan pembebasan.
Prosesnya panjang dan rumit – komunikasi sulit dan pesan harus disampaikan dari Doha atau Kairo ke Gaza dan sebaliknya, kata para pejabat.
Biden mengadakan pembicaraan telepon yang sebelumnya dirahasiakan dengan perdana menteri Qatar ketika tahapan pembebasan mulai dilakukan, kata pejabat itu.
Berdasarkan perjanjian yang mulai terbentuk, para sandera perempuan dan anak-anak akan dibebaskan pada tahap pertama, bersamaan dengan pembebasan tahanan Palestina dari Israel secara sepadan.
Israel bersikeras bahwa Hamas memastikan semua perempuan dan anak-anak ikut serta dalam fase ini. Pihak AS setuju, dan meminta melalui Qatar bukti kehidupan atau informasi identitas perempuan dan anak-anak yang ditahan oleh Hamas.
Hamas mengatakan mereka bisa menjamin 50 orang pada tahap pertama, namun menolak memberikan daftar kriteria identifikasi. Pada tanggal 9 November, Burns bertemu di Doha dengan pemimpin Qatar dan Barnea dari Mossad untuk membahas teks perjanjian yang muncul.