TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Rabu, 15 November 2023, bahwa ia tidak mengubah pandangannya bahwa Presiden Cina Xi Jinping sebenarnya adalah seorang diktator, sebuah komentar yang mungkin akan mendapat tanggapan keras di Beijing setelah kedua pemimpin tersebut mengadakan pembicaraan KTT secara langsung setelah persiapan berbulan-bulan.
Biden mengadakan konferensi pers tunggal setelah empat jam pembicaraan dengan Xi di pinggiran San Francisco. Di akhir konferensi pers, dia ditanya apakah dia masih berpandangan bahwa Xi adalah seorang diktator, hal yang dia katakan pada bulan Juni.
"Begini, memang benar. Dia seorang diktator dalam artian dia adalah orang yang menjalankan negara komunis yang didasarkan pada bentuk pemerintahan yang sama sekali berbeda dari kita," kata Biden.
Maret lalu Xi meraih masa jabatan ketiga sebagai presiden ketika hampir 3.000 anggota parlemen Cina, Kongres Rakyat Nasional, dengan suara bulat memilih dia dalam pemilu di mana tidak ada kandidat lain.
Xi dianggap sebagai pemimpin Cina yang paling berkuasa sejak Mao Zedong, setelah satu dekade mengkonsolidasikan kekuasaan dalam pembuatan kebijakan dan militer, serta mengekang kebebasan media.
Baca Juga:
Belum ada reaksi langsung dari delegasi Cina, yang datang ke Amerika Serikat untuk menghadiri KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik di San Francisco. Ratusan pengkritik Beijing berpawai melalui pusat kota sekitar tengah hari, meneriakkan “bebaskan Tibet” dan “bebaskan Hong Kong.”
Ketika Biden melontarkan pernyataan diktator serupa pada bulan Juni, Cina menyebut pernyataan tersebut tidak masuk akal dan sebuah provokasi. Namun perselisihan tersebut tidak menghalangi kedua belah pihak untuk mengadakan pembicaraan ekstensif yang bertujuan untuk memperbaiki hubungan yang tegang, yang berpuncak pada pertemuan Rabu.
Namun, pendapat Biden tentang Partai Komunis menjadi topik pertemuan Rabu. Xi mengatakan kepada Biden bahwa pandangan negatif Partai Komunis di Amerika Serikat tidak adil, kata seorang pejabat AS kepada wartawan setelah pertemuan tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Vatikan Konfirmasi Larangan Penganut Katolik Menjadi Anggota Freemason