TEMPO.CO, Jakarta -Korea Utara mengkritik negara-negara Kelompok Tujuh (G7) sebagai “sisa-sisa Perang Dingin” yang menyebabkan konflik demi kepentingan mereka sendiri dan melanggar kedaulatan negara lain, kata media pemerintah KCNA pada Selasa, 14 November 2023.
Kritik tersebut datang setelah G7 mengeluarkan pernyataan bersama yang salah satunya mengutuk tindakan Korea Utara.
Direktur Jenderal Departemen Organisasi Internasional di Kementerian Luar Negeri Pyongyang, Jo Chol Su, mengecam para menteri luar negeri G7 karena “memfitnah” penerapan “kedaulatan membela diri dan sah” dalam pernyataan bersama yang dirilis blok tersebut setelah pertemuan pekan lalu di Tokyo.
G7 dalam pernyataan tersebut menyerukan jeda kemanusiaan dalam perang Israel-Hamas, menegaskan kembali dukungan bagi Ukraina dalam perangnya dengan Rusia, dan mengutuk uji coba rudal dan transfer senjata Korea Utara ke Rusia.
“G7, yang telah menyebabkan dan mengobarkan krisis internasional baru-baru ini, mengatakan ini atau itu untuk mencari kesalahan negara-negara berdaulat yang independen,” kata Jo, dilansir dari KCNA.
Ia menyebut G7 sebagai “sumber berbahaya utama yang menghancurkan perdamaian dan keamanan global” dan merupakan “batu sandungan utama bagi pembentukan tatanan internasional yang adil.”
Kelompok ini tidak dapat mewakili komunitas internasional namun melindungi kepentingan beberapa negara, kata Jo. Pejabat kementerian itu secara spesifik menyebut Amerika Serikat sebagai pemasok senjata mematikan ke Ukraina yang “dengan sengaja menghancurkan perdamaian dan stabilitas” di Eropa.
Jo juga menuduh Washington “berkomplot dan mengobarkan” serangan militer di Gaza sambil “melindungi pembantaian warga sipil yang dilakukan Israel”.
“Ia telah kehilangan pembenaran atas keberadaannya,” kata Jo. “G7, sisa-sisa Perang Dingin, harus segera dibubarkan, dan ini akan menjadi langkah pertama untuk meredakan krisis internasional saat ini dan memulihkan perdamaian global.”
Korea Utara mengeluarkan pernyataan tersebut bertepatan dengan pertemuan di Korea Selatan bersama perwakilan 17 negara anggota Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNC) yang menegakkan gencatan senjata Perang Korea.
Pilihan Editor: Blinken Cemas dengan Hubungan Militer Rusia-Korea Utara yang Makin Erat
REUTERS