TEMPO.CO, Jakarta - Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Sabtu, 11 November 2023, blak-blakan menyebut tidak ada kemenangan yang diraih Ukraina dalam konflik dengan Rusia. Kendati begitu, Uni Eropa harus siap mendukung Kyev untuk konflik yang lebih panjang dan kemungkinan menggantikan bantuan militer Amerika Serikat jika ingin menghentikan dominasi Moskow.
Dalam pidatonya di kongres Partai Eropa Sosialis di Malaga, Spanyol, Borrell menyatakan kalau perang Ukraina akan berlangsung lama. Saat yang sama, dia pun mengakui kalau Kyev tidak akan mampu menghadapi militer Rusia tanpa bantuan dari negara-negara Barat.
“Negara-negara Uni Eropa yang memiliki sarana yang dibutuhkan untuk membantu, namun saat yang sama mereka juga harus memiliki kemauan politik untuk melanjutkan dukungan kebijakan Uni Eropa ke Ukraina dengan kemungkinan memperpanjang bantuan itu,” kata Borrell, sambil mengingatkan Uni Eropa mungkin perlu mengambil langkah untuk menggantikan posisi Amerika Serikat jika bantuan dari Negeri Paman Sam itu berkurang.
Meskipun Uni Eropa dan negara-negara anggotanya telah menghabiskan dana hampir dua kali lipat uang atau setara dengan total bantuan militer, keuangan dan bantuan yang digelontorkan Amerika Serikat untuk Ukraina. Berdasarkan data dari Kiel Institute for the World Economy di Jerman, Amerika Serikat masih tetap sponsor militer terbesar ke Ukraina dengan margin yang melebar.
Data memperlihatkan Amerika Serikat telah menggelontorkan bantuan militer sekitar USD45 miliar (Rp706 triliun) ke Ukraina. Di urutan kedua adalah Jerman dengan bantuan yang sudah dikucurkan sebesar USD18.2 miiliar (Rp285 triliun). Akan tetapi pada pekan ini Pentagon menyatakan kalau mereka hanya memiliki sisa dana untuk bantuan militer Ukraian sekitar USD1 miliar (Rp15 triliun) dan harus menjatah paket senjata mulai sekarang.
“Kita harus tetap bersatu dan bersiap untuk konflik yang lebih panjang, panjang dari yang Rusia perkirakan,” kata Borrell, yang menduga kalau Presiden Rusia Vladimir Putin berharap perang berakhir dalam hitungan minggu, namun nyatanya belum sukses.
Menanggapi komentar Borrell ini, Moskow pun tak tinggal diam. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova lewat unggahan di Telegram menyindir kalau Borrell dalam kunjungan kerja ke Kyev pada April 2022 pernah menyebut kalau perang ini akan dimenangkan di medan tempur. Tapi sekarang, Borrell mengatakan Ukraina tidak mampu mengalahkan Rusia ke depannya. Dia juga bingung mengapa Uni Eropa mempertimbangkan Moskow sebagai pemenang dalam kebuntuan konflik tersebut.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Elon Musk Sarankan Volodymyr Zelensky Tak Kirim Anak Muda Ukraina ke Medan Tempur
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini