TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi diperkirakan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden paling cepat pada Senin, 13 November 2023 di Gedung Putih, Washington D.C., menurut laporan Reuters yang mengutip sumber dekatnya pada Selasa, 7 November 2023.
Jokowi diundang secara resmi oleh Gedung Putih pada 9 September lalu untuk pertemuan bilateral setelah kedua presiden bertemu di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi, India.
“Presiden Biden menantikan kedatangan Presiden Widodo ke Washington untuk pertemuan bilateral di Gedung Putih pada bulan November ini,” kata Gedung Putih dalam undangannya, tanpa menyebut tanggal yang pasti.
Setelah pertemuan tersebut, Jokowi akan menghadiri Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Leaders’ Week 2023 di pada 11 – 17 November 2023 di San Fransisco, yang tahun ini diadakan oleh AS sebagai tuan rumah.
Jokowi dan Biden diperkirakan akan mendiskusikan banyak hal, mulai dari hubungan perdagangan hingga isu keamanan, menurut Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Yong Kim dalam wawancara khusus dengan Tempo pada Senin, 6 November 2023 di Jakarta Pusat.
“Kita telah meraih beberapa pencapaian yang sangat penting antara kedua negara selama beberapa tahun terakhir. Jadi, saya tahu kedua presiden ingin meninjau kembali apa yang telah kita lakukan di masa lalu, namun juga menantikan hal-hal lain yang bisa kita lakukan bersama,” katanya.
Kim mengatakan dalam bidang ekonomi, jumlah perdagangan bilateral antara AS dan Indonesia meningkat.
Berdasarkan catatan realisasi investasi dari Januari sampai Juni 2023 yang diumumkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pada 21 Juli lalu, nilai penanaman modal asing (PMA) dari AS mencapai US$1,6 miliar (Rp24 triliun), menjadi negara kelima dengan PMA terbesar di Indonesia pada triwulan II 2023.
“Jadi, saya tahu bahwa para pemimpin kita sangat tertarik dengan kekuatan kemitraan ekonomi dan saya yakin mereka akan membicarakan bagaimana mereka dapat bekerja sama untuk memperdalam hubungan perdagangan kita,” sambungnya.
Masalah keamanan juga tentunya sangat penting, kata duta besar tersebut. “Kami memiliki hubungan militer yang kuat antara AS dan Indonesia,” imbuhnya.
Ia mencontohkan Garuda Shield, latihan bersama selama dua pekan antara Angkatan Darat AS dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang dimulai pada 2007 dan berlanjut hingga 2022, melibatkan 14 negara lainnya dengan nama Super Garuda Shield.