TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Singapura melarang penggunaan lambang atau atribut negara asing terkait konflik Hamas Israel. "Pemakaian lambang negara asing di depan umum tanpa izin merupakan pelanggaran berdasarkan Undang-Undang Lambang Nasional Asing 1949," demikian diumumkan Kementerian Dalam Neger Singapura (MHA)i, Senin, 6 Noveber 2023.
Wisatawan asing yang kedapatan mengenakan lambang tersebut akan dilarang masuk Singapura. "Jika terbukti melakukan pelanggaran, individu tersebut dapat dikenakan denda hingga $500 (Rp5,7 juta) atau penjara untuk jangka waktu sampai dengan enam bulan, atau kedua-duanya," demikian rilis di situs resmi MHA.
"Konflik Israel-Hamas yang sedang berlangsung merupakan isu yang emosional. Kami menyarankan agar tidak mempertontonkan dan memakai barang-barang yang berkaitan dengan konflik di depan umum, mengingat sensitivitasnya yang meningkat," kata MHA.
Itu sebabnya, semua wisatawan yang menggunakan pos pemeriksaan juga disarankan untuk tidak menampilkan atau memakai barang-barang tersebut. Pihak berwenang akan mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang menolak untuk mematuhi, termasuk menolak mereka masuk ke Singapura.
Singapura, yang menganggap Hamas atau sayap militer Brigade Al-Qassam sebagai kelompok teroris, sangat melarang penggunakan lambang terkait dengan kelompok tersebut. "Mempromosikan atau mendukung terorisme melalui pemajangan pakaian atau perlengkapan yang berlogo kelompok teroris atau militan, seperti HAMAS atau sayap militer Brigade Al-Qassam, tidak akan dimaafkan," kata MHA.
Disebutkan juga bahwa kedamaian dan keharmonisan antar-ras dan agama yang berbeda di Singapura tidak boleh dianggap remeh. "Kita tidak boleh membiarkan peristiwa yang terjadi secara eksternal mempengaruhi perdamaian dan keharmonisan yang kita miliki di Singapura," kata MHA.
MHA juga mengimbau warga Singapura yang ingin menunjukkan dukungan kepada mereka yang terkena dampak konflik dengan berkontribusi pada kegiatan penggalangan dana resmi dan penggalangan donasi kemanusiaan melalui badan resmi seperti Masyarakat Palang Merah Singapura dan Yayasan Rahmatan Lil Alamin.
Pilihan Editor Umat Yahudi New York Ikut Protes di Patung Liberty, Tuntut Israel Gencatan Senjata di Gaza