TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hak Asasi Manusia PBB pada Jumat, 3 November 2023, menyatakan keprihatinan atas perlakuan Iran terhadap perempuan dan anak perempuan dan menyerukan pembubaran polisi moral Republik Islam.
Dalam tinjauannya terhadap catatan hak asasi manusia di Iran, komite tersebut mengatakan Teheran harus memperkenalkan undang-undang yang melindungi perempuan dan anak perempuan dari segala bentuk kekerasan.
“Negara pihak harus mengadopsi undang-undang komprehensif yang mengkriminalisasi segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan yang secara eksplisit menangani kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan dalam rumah tangga, dan kejahatan yang dilakukan atas nama ‘kehormatan’,” kata komite tersebut dalam laporannya.
Kematian Mahsa Amini, 22 tahun, yang ditahan polisi moral tahun lalu karena pelanggaran aturan yang mewajibkan perempuan mengenakan hijab, memicu protes anti-pemerintah selama berbulan-bulan di seluruh negeri.
Kematian Amini memicu kemarahan terpendam selama bertahun-tahun atas berbagai isu, mulai dari kurangnya kebebasan politik dan gaya hidup hingga kesulitan ekonomi, yang memicu krisis legitimasi terburuk bagi kelompok ulama dalam beberapa dekade terakhir.
Komisi HAM PBB mengatakan Iran harus "mengubah atau mencabut undang-undang dan kebijakan yang mengkriminalisasi ketidakpatuhan terhadap kewajiban berhijab... dan membubarkan polisi moral".
Misi diplomatik Iran di Jenewa tidak segera menanggapi permintaan untuk mengomentari temuan komite tersebut.
Polisi Iran dan milisi basij, yang berafiliasi dengan pasukan elite Garda Revolusi Iran, menerapkan aturan berpakaian publik yang wajib dengan menggunakan kekerasan, menurut PBB dan kelompok hak asasi manusia. Seorang wanita yang tidak mengenakan hijab dapat menghadapi pelecehan, penangkapan, denda, dan bahkan penjara. Aktivis yang menentang undang-undang tersebut akan menghadapi hukuman penjara bertahun-tahun.
Para pejabat Iran menyalahkan kerusuhan yang terjadi pada musuh asing, terutama Amerika Serikat dan Israel, sehingga meningkatkan risiko bagi siapa pun yang ditangkap.
Kepemimpinan ulama Syiah di Teheran menggambarkan hijab sebagai “salah satu fondasi peradaban bangsa Iran”.
Polisi moralitas sebagian besar menghilang dari jalanan setelah Amini meninggal dalam tahanan mereka. Namun ketika protes mereda, mereka kembali turun ke jalan dan kamera pengintai dipasang untuk mengidentifikasi dan menghukum perempuan yang tidak mengenakan hijab.
REUTERS
Pilihan Editor: Polri Kirim Bantuan Kemanusiaan Seberat 20,5 Ton untuk Palestina