TEMPO.CO, Jakarta - Seluruh institusi pendidikan di bawah Kementerian Pendidikan Malaysia akan menggelar Pekan Solidaritas Palestina mulai Minggu 29 Oktober 2023 hingga Jumat 3 November 2023. Ini sebagai sikap pemerintah Malaysia untuk membela hak dan kebebasan rakyat Palestina dari penjajahan Israel.
Kementerian Pendidikan mengatakan program ini akan diadakan di sekolah-sekolah, perguruan tinggi kejuruan dan matrikulasi, serta lembaga pendidikan guru di seluruh negeri.
“Untuk mendidik siswa tentang nilai-nilai kemanusiaan yang juga mencakup hak asasi manusia dan kasih sayang. Ini termasuk empati dan kepedulian terhadap penderitaan yang ditanggung orang lain tanpa memandang ras, agama atau status sosial,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan pada Kamis.
Berbagai kegiatan telah dijadwalkan selama sepekan dan akan dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang ada untuk sekolah dan siswa yang terlibat. Namun, kegiatan keagamaan Islam hanya akan melibatkan pelajar Muslim.
Kementerian mengatakan intervensi ini diperlukan untuk memberikan pencerahan kepada siswa Malaysia tentang konflik internasional dan krisis kemanusiaan, mengingat kemajuan media dan teknologi komunikasi saat ini memaparkan siswa pada berbagai jenis konten.
“Pekan Solidaritas Palestina merupakan kelanjutan dari penanaman nilai-nilai luhur yang dilandasi rasa hormat, kasih sayang, tanggung jawab dan kegembiraan sebagaimana terkandung dalam pendidikan kewarganegaraan di sekolah,” demikian pernyataan kementerian.
Melalui program ini, siswa juga akan dihadapkan pada pembelajaran lintas kurikuler berbagai elemen, terutama yang terkait dengan keberlanjutan global.
Pada Selasa, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, bersama dengan lebih dari 16.000 orang, menghadiri unjuk rasa untuk menunjukkan dukungan bagi Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Timur Tengah yang telah merenggut ribuan nyawa.
Malaysia juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk meminta semua pihak menghentikan tindakan kekerasan di tengah bentrokan antara Israel dan Hamas di dan sekitar Jalur Gaza, yang dimulai setelah Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober.
Pilihan Editor: Malaysia Siap Kirim Pasukan Penjaga Perdamaian ke Palestina, Tunggu Keputusan PBB
BERNAMA