TEMPO.CO, Jakarta - Konflik Hamas vs Israel kembali pecah setelah Hamas melancarkan serangan mendadak ke kota-kota Israel pada Sabtu, 7 Oktober 2023. Keesokan harinya, Ahad, 8 Oktober 2023 Israel membalas serangan itu. Ribuan jiwa menjadi korban akibat perseteruan ini.
Berikut fakta-fakta konflik Hamas vs Israel
1. Awal mula pecah konflik
Pecah konflik bermula ketika Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel pada Sabtu pagi waktu setempat. Hamas mengerahkan militannya memasuki komunitas-komunitas di dekat Jalur Gaza. Serangan itu dinamai “Operasi Badai Al Aqsa” dengan meluncurkan lebih dari 5.000 roket ke arah Israel.
Pemerintah Palestina mengatakan, alasan di balik serangan pasukan Hamas ke Israel itu berkaitan dengan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina selama 75 tahun. Amukan pejuang Hamas di kota-kota Israel pada Sabtu adalah serangan paling mematikan sejak serangan Mesir dan Suriah dalam perang Yom Kippur 50 tahun lalu. Korban jiwa dalam serangan mendadak itu dilaporkan mencapai 700 orang. Puluhan lainnya jadi sandera.
2. Israel membalas
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk melakukan balas dendam besar-besaran. Israel balik menggempur daerah kantong Palestina di Gaza pada Ahad, 8 Oktober 2023. Serangan itu menewaskan ratusan orang sebagai pembalasan ketika Hamas membunuh 700 warga Israel dan menculik puluhan lainnya.
“Harga yang harus dibayar oleh Jalur Gaza akan sangat berat dan akan mengubah kenyataan dari generasi ke generasi,” kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant di kota Ofakim.
3. Israel melakukan blokade dan Hamas bersembunyi di wilayah Israel
Para pejuang Hamas masih bersembunyi di beberapa lokasi di wilayah Israel setelah membunuh 700 warga Israel dan menyandera puluhan orang. Di Gaza yang dikuasai Hamas, Israel melancarkan serangan balasan paling intensif yang pernah terjadi. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan blokade akan diperketat untuk mencegah makanan dan bahan bakar dibawa ke wilayah Gaza, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta orang.
4. Putra Mahkota Arab Saudi dukung Palestina
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman atau MBS, telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. Selama pembicaraan di telepon itu, Pangeran MBS mengatakan negaranya menyatakan dukungan untuk Palestina. Dia menegaskan bahwa Arab Saudi terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.
“Arab Saudi mendukung rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak-hak mereka yang sah, berjuang untuk kehidupan yang bermartabat, mewujudkan harapan dan aspirasi mereka, dan mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” kata Pangeran MBS.
5. Hamas ancam bunuh sandera
Juru bicara Hamas Abu Ubaida mengeluarkan ancaman pada Senin, 9 Oktober 2023. Ia mengatakan pihaknya akan membunuh warga Israel di antara puluhan orang yang ditawan setelah serangan mendadak pada Sabtu pagi. Dia mengatakan Hamas akan mengeksekusi seorang tawanan Israel untuk setiap pemboman terhadap rumah warga sipil tanpa peringatan, dan menyiarkan eksekusi tersebut.
Belum ada tanggapan langsung dari militer Israel terhadap ancaman ini. Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan lebih dari 100 orang telah ditawan oleh Hamas selama serangan mematikan lintas batas akhir pekan lalu. Saluran TV Israel mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Hamas telah meningkat menjadi 900 warga Israel. Sebanyak 2.600 orang terluka, dan puluhan lainnya ditawan.
Selanjutnya: Evakusi WNI di Israel dan Palestina