TEMPO.CO, Jakarta - Israel pada Kamis, 12 Oktober 2023, berkeras tidak akan menghentikan pengepungan Jalur Gaza sampai semua sandera dibebaskan. Pernyataan sikap ini diucapkan setelah Palang Merah memohon agar bahan bakar diizinkan masuk untuk mencegah rumah sakit yang kewalahan berubah menjadi kamar mayat.
Sebelumnya, Israel telah bersumpah memusnahkan anggota kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza sebagai pembalasan atas serangan paling mematikan terhadap warg Yahudi sejak Holokaus. Serangan dari Hamas terjadi pada Sabtu, 7 Oktober 2023, dengan menyerang kota-kota Israel.
Menurut lembaga penyiaran publik Kan, jumlah korban tewas di Israel telah meningkat menjadi lebih dari 1.300 orang sejak Sabtu kemarin. Sebagian besar korban tewas itu adalah warga sipil yang ditembak mati di rumah, di jalan, atau di acara pesta dansa. Puluhan sandera asal Israel dan negara lain dibawa kembali ke Gaza.
Setelah serangan mematikan oleh Hamas, Israel melancarkan balasan dengan mengepung enklave Gaza, yang merupakan rumah bagi 2,3 juta jiwa. Negeri Bintang Daud itu juga melepaskan bom paling dahsyat dalam 75 tahun sejarah konflik Israel-Palestina.
Pihak berwenang Gaza mengatakan lebih dari 1.200 orang tewas dan lebih dari 5 ribu orang luka-luka dalam pengeboman tersebut. Satu-satunya pembangkit listrik telah dimatikan dan rumah sakit kehabisan bahan bakar untuk generator darurat.
“Penderitaan manusia yang disebabkan oleh eskalasi ini sangat mengerikan, dan saya mohon kepada semua pihak untuk mengurangi penderitaan warga sipil,” kata Direktur kawasan Komite Palang Merah Internasional, Fabrizio Carboni, Kamis, 12 Oktober 2023.
“Ketika Gaza kehilangan aliran listrik, rumah sakit pun kehilangan aliran listrik, sehingga bayi baru lahir di inkubator dan pasien lanjut usia yang mendapatkan oksigen pun berada dalam bahaya. Dialisis ginjal berhenti, dan rontgen tidak dapat dilakukan. Tanpa listrik, rumah sakit berisiko berubah menjadi kamar mayat,” sambungnya.
Menteri Energi Israel Israel, Israel Katz, mengatakan tidak ada pengecualian terhadap pengepungan (Gaza) hingga warga Israel yang dijadikan sandera dibebaskan.
“Bantuan kemanusiaan ke Gaza? Tidak ada saklar listrik yang akan dinyalakan, tidak ada hidran air yang akan dibuka, dan tidak ada truk bahan bakar yang akan masuk sampai para sandera Israel dipulangkan. Kemanusiaan untuk kemanusiaan. Tidak ada yang boleh memberi tahu kami tentang moral,” tulis Katz di media sosial X hari ini.
REUTERS
Pilihan Editor: Kesaksian WNI di Jalur Gaza: Bom Tak Henti-henti, Rumah Sakit Indonesia Rusak Parah