TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa besar-besaran melanda sejumlah kota di Amerika Serikat, pada Senin, 10 Oktober 2023. Para pendukung Palestina dan Israel masing-masing saling berhadapan setelah serangan Hamas pada Sabtu lalu. Polisi khawatir akan timbul kekerasan dari dua kelompok tersebut. Petugas kepolisian dalam jumlah besar disiagakan untuk meningkatkan keamanan di lokasi yang kemungkinan menjadi sasaran seperti Masjid dan Sinagoga.
Kepala Polisi Los Angeles Michel Moore mengirim patroli tambahan ke lingkungan dengan yang mayoritas dihuni Umat Yahudi dan Muslim sebagai tindakan pencegahan. Polisi Los Angeles mempersiapkan diri untuk menghadapi demonstrasi besar-besaran pro-Palestina dan potensi protes balasan dalam beberapa hari mendatang.
Di New York City, juru bicara kepolisian mengatakan petugas polisi tambahan hadir pada hari Minggu di luar markas besar PBB, tempat terjadinya bentrokan antara pendukung Israel dan Palestina. Sebelumnya di Times Square, polisi mendirikan barikade untuk menjaga kelompok yang pro-Palestina terpisah dari kelompok pro-Israel. Pengunjuk rasa pembela Palestina meneriakkan, "Bebaskan, bebaskan Palestina; panjang umur Palestina.”
“Jumlah polisi sangat banyak,” kata Munir Atalla dari Gerakan Pemuda Palestina, yang membantu mengorganisir unjuk rasa tersebut. “Mungkin lebih banyak polisi daripada yang pernah saya lihat datang untuk melakukan protes.”
Serangan Hamas mengejutkan Israel dan seluruh dunia. Di AS, banyak orang yang memiliki hubungan dengan kedua wilayah tersebut berkumpul di jalan-jalan selama akhir pekan. Mereka mengibarkan bendera Israel atau Palestina saat berkumpul dengan anggota komunitas.
Atalla, yang mengatakan bahwa keluarganya diusir dari Yerusalem pada tahun 1948 oleh “milisi Zionis,” mengatakan bahwa ia melihat serangan Hamas sebagai puncak dari rasa frustrasi selama bertahun-tahun di kalangan warga Palestina. Mereka yang terjebak di Gaza yang dipenuhi oleh Israel, telah dikutuk oleh PBB dan lebih dari selusin organisasi hak asasi manusia.
“Warga Palestina di mana pun, kita semua terhubung,” kata Atalla. “Dan kami mempunyai keluarga, teman-teman yang kami khawatirkan, karena Israel pada dasarnya membom Gaza tanpa mempedulikan warga sipil.”
Di Kirkland, Washington, polisi harus turun tangan pada hari Minggu setelah terjadi bentrokan antara demonstran pro-Israel dan pro-Palestina.
Omer Lichtig, warga Israel yang tinggal di Richmond, Washington, mengatakan polisi telah meredam kekerasan saat dia dan istrinya tiba untuk menunjukkan dukungan kepada Israel. Namun kemarahan masih tetap ada ketika puluhan petugas polisi memisahkan kedua belah pihak.
“Kami tidak bisa hanya berdiam diri setelah apa yang terjadi, setelah melihat warga kami dibantai,” kata Lichtig, yang keluarganya tinggal di luar Tel Aviv. “Jadi kami datang dengan bendera kami, dan mereka (para demonstran pro-Palestina) mulai mengintimidasi dan memprovokasi kami.”
Di San Francisco, polisi dipanggil setelah ribuan demonstran pro-Palestina pada hari Minggu dihadang oleh sekelompok kecil pengunjuk rasa Yahudi. Mereka melempari pengunjuk rasa dengan telur serta botol air.
Bentrokan antara pendukung pro-Israel dan Palestina di Florida meletus pada hari Minggu. Para demonstran berkumpul di Tampa untuk menyuarakan dukungan dan pertentangan satu sama lain. Beberapa perkelahian terjadi ketika petugas polisi berusaha memisahkan kedua belah pihak. Di Kirkland, Washington, beberapa bentrokan juga terjadi antara kedua belah pihak pada hari Minggu.
NBC | FOX NEWS
Pilihan Editor: Kemlu Ungkap 230 WNI Sedang Wisata ke Israel di Tengah Perang Hamas