TEMPO.CO, Jakarta - Hari Antihukuman Mati Sedunia diperingati tiap tahun pada 10 Oktober. Dikutip dari situs web International Drug Policy Consortium atau IDPC, Hari Antihukuman Mati Sedunia menyatukan gerakan global untuk mendukung seruan penghapusan hukuman mati secara universal.
Momentum Hari Antihukuman Mati Sedunia mendorong kesadaran politik dan untuk untuk menentang hukuman mati. Hari Antihukuman Mati Sedunia pertama kali diperingati oleh The World Coalition Against the Death Penalty (Koalisi Dunia Antihukuman Mati).
Tentang Hari Antihukuman Mati Sedunia
Dikutip dari situs web worldcoalition.org, mulanya diadakan World Congress Against the Death Penalty, kongres pertama tentang antihukuman mati, pada 22 Juni 2001.
Kongres ini diprakarsai dan oleh Together Against the Death Penalty, LSM asal Prancis yang menentang hukuman mati. Kongres ini mengadopsi Deklarasi Strasbourg di Dewan Eropa pada 22 Juni 2001.
Dalam paragraf 9, para penandatangan berjanji untuk mengoordinasikan asosiasi dan juru kampanye penghapusan hukuman mati di seluruh dunia. Tujuan pertamanya untuk meluncurkan hari penghapusan hukuman mati secara universal.
Setelah beberapa pertemuan persiapan di Paris dan Brussels, sebagian besar tokoh-tokoh utama inisiatif ini bertemu di Roma pada 13 Mei 2002. Itu untuk secara resmi membentuk The World Coalition Against the Death Penalty. Komite Pengarah yang beranggota 11 orang dipilih, kemudian diperbarui setiap Sidang Umum dua tahun sekali.
Pada 2003, koalisi ini membentuk kesepakatan adanya Hari Antihukuman Mati Sedunia yang pertama. Inisiatif ini disampaikan melalui lebih dari 180 inisiatif lokal di seluruh dunia. Belgia, Kanada, Prancis, Italia, Meksiko, Komisi Afrika untuk Hak Asasi Manusia dan Hak-hak Rakyat dan Uni Eropa secara resmi mendukungnya.
Sejak saat itu, 10 Oktober terus menarik berbagai inisiatif baru. Sejak tahun 2005, ketika lebih dari 260 acara berlangsung, Hari Antihukuman Mati Sedunia telah menyoroti tema tertentu setiap tahun. Pada 2007, Dewan Eropa dan Uni Eropa secara resmi mengakui Hari Antihukuman Mati Sedunia sebagai Hari Eropa Menentang Hukuman Mati.
Pilihan Editor: Profil Narges Mohammadi, Aktivis Perempuan Iran Pemenang Nobel Perdamaian 2023