TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ekuador Guillermo Lasso, Sabtu, 7 Oktober 2023, mengumumkan perombakan jajaran atas pasukan keamanan menyusul pembunuhan tujuh narapidana yang dituduh membunuh calon presiden Fernando Villavicencio.
Dia memecat dua pejabat, direktur penjara dan kepala unit investigasi polisi, dan mengganti kepala polisi nasional dengan Cesar Augusto Zapata Correa, seorang anggota lama kepolisian dengan pengalaman hampir 35 tahun.
Pengumuman itu muncul setelah enam narapidana dibunuh di Lembaga Pemasyarakatan Litoral pada Jumat dan seorang lainnya dibunuh di penjara Quito pada Sabtu.
Pejabat penjara lainnya yang bertanggung jawab atas penjara tempat enam orang tersebut dibunuh telah ditahan untuk diinterogasi, menurut pengumuman presiden. Lasso juga memerintahkan pemindahan enam narapidana yang terlibat dalam pembunuhan Villavicencio demi keamanan mereka.
Kekerasan, yang menurut pemerintah dilakukan oleh geng narkoba, telah meningkat tajam di Ekuador dalam beberapa tahun terakhir dan pembunuhan terbaru tampaknya menggarisbawahi meningkatnya pelanggaran hukum.
Kantor Jaksa Agung Ekuador juga meluncurkan penyelidikan terhadap badan penjara negara tersebut, kata kantor tersebut pada Sabtu pagi.
Jaksa mengatakan mereka memulai penyelidikan karena lembaga tersebut, SNAI, tidak melaksanakan perintah yang tertunda untuk memindahkan enam narapidana yang dibunuh di Lembaga Pemasyarakatan Litoral pada Jumat karena alasan keamanan.
Villavicencio, seorang jurnalis terkemuka yang mengungkap korupsi dan kejahatan terorganisir, ditembak mati saat meninggalkan acara kampanye pada Agustus. Polisi menangkap enam orang hari itu dan satu tersangka terbunuh. Tujuh tersangka lainnya kemudian ditangkap.
Lasso bertemu dengan kabinet keamanannya pada Sabtu dan membatalkan perjalanan mendatang ke Korea Selatan untuk “mengatasi krisis dalam sistem lembaga pemasyarakatan,” menurut akun media sosial resminya. Pemerintah sebelumnya berjanji untuk mengidentifikasi pelaku intelektual pembunuhan Villavicencio.
Villavicencio membangun kariernya dengan mengungkap korupsi yang dilakukan oleh politisi dan pemimpin bisnis dan sebelum kematiannya ia mengecam mafia Albania dan pemimpin geng Los Choneros yang menggunakan nama samaran Fito.
Menteri Dalam Negeri mengatakan pada Jumat bahwa laporan investigasi polisi atas pembunuhan Villavicencio telah siap. Laporan tersebut belum dipublikasikan.
Pemungutan suara putaran kedua akan diadakan pada 15 Oktober.
Kedua kandidat, pewaris bisnis Daniel Noboa, yang unggul tipis dalam jajak pendapat, dan sayap kiri Luisa Gonzalez, telah menuntut pemerintah mengklarifikasi informasi tentang pembunuhan di penjara.
Pembunuhan para tersangka sepertinya tidak akan mempengaruhi niat mereka untuk memilih pada putaran kedua, kata analis politik Alfredo Espinosa. Namun, kejelasan tentang siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan Villavicencio, terutama jika seorang politisi diketahui terlibat, dapat menyebabkan “perombakan etika dan moral di negara ini,” kata Espinosa.
REUTERS
Pilihan Editor: Kebobolan Serangan Kejutan Hamas, Intelijen Israel Dipertanyakan