TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov pada Kamis, 28 September 2023, kata seorang reporter televisi pemerintah, tiga hari setelah Kadyrov mengatakan dia bangga dengan putranya yang berusia 15 tahun karena memukuli seorang tahanan yang dituduh membakar Al Quran.
Sebuah klip video pendek yang diposting oleh reporter TV Pavel Zarubin menunjukkan kedua pria tersebut saling bertukar kata sambutan, tanpa merujuk pada episode pemukulan yang mengundang kecaman bahkan dari beberapa kelompok garis keras pro-Kremlin.
Putin mengatakan bahwa ada “dinamika positif” di Chechnya, sebagian besar berkat Kadyrov dan timnya. Kadyrov terlihat menyerahkan beberapa kertas dari sebuah file.
Putin telah memberikan kebebasan kepada Kadyrov untuk menjalankan wilayah Muslim di selatan sebagai wilayah kekuasaan pribadinya sebagai imbalan atas upayanya menjaga wilayah tersebut tetap stabil dan setia setelah terjadinya perang pada 1990-an dan 2000-an ketika Chechnya berusaha melepaskan diri dari Moskow.
Kadyrov telah mengembangkan citra sebagai sekutu Putin yang kejam dan pemandu sorak yang agresif dalam perang Rusia di Ukraina, namun beberapa komentator berpendapat bahwa ia telah melewati batas minggu ini dengan mendukung serangan yang dilakukan putranya Adam terhadap tahanan Nikita Zhuravel.
Dia mengunggah sebuah video yang menunjukkan Kadyrov muda meninju dan menendang Zhuravel ketika sang tahanan meringkuk di kursi, dan mengatakan bahwa dia bangga dengan putranya karena memperoleh "cita-cita orang dewasa mengenai kehormatan, martabat, dan pembelaan agamanya".
Dugaan pembakaran Al Quran tidak terjadi di Chechnya namun penyelidik Rusia mengatakan mereka memindahkan Zhuravel ke tahanan Chechnya karena umat Islam di sana menganggap diri mereka sebagai korban insiden tersebut.
Pemukulan tersebut membuka tuduhan kepada Putin bahwa ia telah menyerahkan seorang etnis Rusia "untuk dimakan oleh orang-orang Chechnya", kata mantan penulis pidato Kremlin Abbas Gallyamov, yang kini menjadi kritikus keras Putin, minggu ini. Bahkan komentator perang pro-Kremlin menggambarkan kejadian tersebut sebagai sebuah kebiadaban.
Kadyrov, 46, telah menjadi subjek spekulasi yang intens mengenai kesehatannya, dengan rumor yang beredar bulan ini bahwa dia telah meninggal atau koma. Pekan lalu dia menerbitkan sebuah postingan di Telegram yang mengatakan bahwa dia baik-baik saja, dan alasannya pergi ke rumah sakit Moskow adalah untuk mengunjungi sisi tempat tidur pamannya yang sakit.
REUTERS
Pilihan Editor: Cina Luncurkan Jalur Kereta Cepat Lintas Laut Pertama di Dekat Selat Taiwan