TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan politik jangan sampai menghalangi solidaritas untuk perempuan dan anak-anak perempuan di Afghanistan, yang menghadapi penindasan sistemis di negaranya sendiri oleh kelompok Taliban.
Pernyataan ini dia sampaikan saat menghadiri pertemuan High-Level Event on Global Solidarity with Afghan Women and Girls di Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat pada Selasa, 19 September 2023.
“Politik jangan sampai menghalangi solidaritas kita untuk menciptakan perdamaian dan kemakmuran di Afghanistan. Karena di atas politik masih ada kemanusiaan,” tuturnya seperti dilansir Kementerian Luar Negeri RI dalam pernyataan pers.
Dalam pidatonya di hadapan para pemimpin dunia, Retno mengatakan bahwa solidaritas untuk perempuan dan anak-anak perempuan di Afghanistan berarti empati dan dukungan nyata.
Lebih lanjut, dia menyampaikan bahwa situasi perempuan dan anak-anak perempuan di Afghanistan sudah sangat menghawatirkan. “Apakah kita akan membiarkan politik menghalangi kita untuk membantu Afghanistan? Atau kita akan ulurkan tangan, bagaimanapun kondisi politik yang ada?” ujarnya.
Terkait hal ini, dia menyebut Indonesia akan berkontribusi dalam tiga hal, yaitu bantuan kemanusiaan, berbagi praktik baik dengan ulama Afghanistan, dan bantuan pendidikan.
Untuk bantuan kemanusiaan, Indonesia akan mengirimkan 10 juta dosis vaksin polio ke Afghanistan, bekerja sama dengan UNICEF.
Selain itu, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Retno mengatakan Indonesia dengan senang hati akan berbagi praktik baik dengan ulama di Afghanistan tentang hak perempuan dalam mendapatkan pendidikan.
Ulama dari Indonesia juga disebut akan bergabung dengan delegasi Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) dalam kunjungan ke Afghanistan.
Retno pun memastikan bahwa Indonesia memberikan beasiswa dan pelatihan bagi perempuan Afghanistan. Pada 2022, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dalam memberikan beasiswa magister bagi warga negara Afghanistan.
Akhir tahun lalu, Indonesia dan Qatar pun menyelenggarakan International Conference on Afghan Women’s Education (ICAWE) di Bali, acara pendidikan dan pelatihan yang berhasil menggalang dana dalam jumlah besar untuk mendukung perempuan Afghanistan. Konferensi tersebut akan kembali diadakan pada November mendatang.
“Kami melakukan semua ini karena kami ingin melihat Afghanistan yang damai dan sejahtera,” imbuh Retno dalam pidatonya.
High-Level Event on Global Solidarity with Afghan Women and Girls adalah acara sampingan di sela-sela rangkaian Sidang Majelis Umum PBB di New York, yang diselenggarakan oleh Indonesia bersama Irlandia, Kanada, dan Women’s Forum.
NABIILA AZZAHRA
Pilihan Editor: Pulang dari Rusia, Kim Jong Un Tiba di Pyongyang Tadi Malam