TEMPO.CO, Jakarta - Jenderal Li Shangfu, seorang veteran upaya modernisasi militer Cina, naik pangkat menjadi menteri pertahanan tahun ini. Dalam waktu enam bulan, dia menghilang di bawah bayangan penyelidikan korupsi.
Li menjadi terkenal di bawah upaya Presiden Xi Jinping untuk mencapai kekuatan militer selama satu dekade berkuasa, sementara hubungan Cina dengan Amerika Serikat memburuk karena sejumlah isu termasuk Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan demokratis yang diklaim oleh Beijing.
Namun bagian dari upaya Xi untuk meningkatkan kekuatan tempurnya adalah memberantas korupsi yang telah lama menjangkiti militer Cina dan lembaga-lembaga negara lainnya.
Li, 65 tahun, seorang pemimpin dalam pengembangan perang antariksa dan dunia maya Cina dan kemudian menjadi kepala pengadaan militer, diangkat menjadi menteri pertahanan pada Maret.
Setelah dia menghilang dari pandangan publik bulan lalu dan melewatkan pertemuan, termasuk dengan setidaknya satu kali pertemuan dengan mitra asingnya, Reuters melaporkan pada Jumat bahwa Li sedang diselidiki dalam penyelidikan luas mengenai pengadaan peralatan militer.
Reuters tidak dapat memastikan pembelian apa yang sedang diawasi. Kementerian Pertahanan Cina tidak menanggapi permintaan komentar. Juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan kepada wartawan pada hari Jumat bahwa dia tidak mengetahui situasi tersebut.
Meskipun jabatannya sebagai menteri pertahanan dipandang sebagai jabatan diplomatik dan seremonial, Li adalah salah satu dari lima anggota dewan negara Cina, posisi kabinet yang mengungguli menteri lainnya.
Ia juga memiliki peran publik yang lebih besar dibandingkan yang lain di Komisi Militer Pusat, badan pertahanan tertinggi Cina, yang dipimpin oleh Xi. Hubungannya dengan Amerika Serikat, yang memberikan sanksi kepada Li pada 2018 karena membeli senjata dari Rusia, telah menentukan masa jabatannya dalam peran tersebut.
Masa jabatan Li dimulai ketika Washington berupaya memulihkan dialog dan komunikasi militer yang dibekukan Beijing sebagai reaksi atas kunjungan ketua Dewan Perwakilan Rakyat saat itu, Nancy Pelosi, ke Taiwan tahun lalu.
Para pejabat Cina telah berulang kali mengatakan AS harus mencabut sanksi terhadap Li jika ingin melanjutkan komunikasi militer tingkat tinggi – sebuah dinamika yang berisiko ketika Washington dan Beijing berselisih mengenai berbagai masalah mulai dari perdagangan hingga Taiwan.