TEMPO.CO, Jakarta - Hujan tanpa henti selama berhari-hari akibat sisa-sisa Topan Haikui telah menyebabkan lebih dari 100 tanah longsor, menjebak sekitar 1.360 penduduk dalam banjir dan menewaskan sedikitnya tujuh orang di selatan Cina, media pemerintah melaporkan, Selasa, 12 September 2023.
Topan Haikui melanda Cina selatan delapan hari lalu, pada 5 September 2023. Meski sejak itu telah diturunkan statusnya menjadi badai tropis, hujan yang tak henti-hentinya tetap terus membanjiri wilayah barat daya Guangxi.
Badai yang tak henti-hentinya dalam tiga hari terakhir di sebagian besar wilayah kota Yulin menyebabkan 115 tanah longsor yang menghancurkan jalan, menumbangkan pohon, menyebabkan banjir, dan membuat pihak berwenang mengeluarkan peringatan darurat di jalan raya nasional dan provinsi, kata media pemerintah.
Melansir dari Reuters, data terakhir menyatakan tiga orang masih hilang dan operasi penyelamatan masih berlangsung.
Sementara itu, kota Beihai yang lebih jauh ke selatan dekat pantai terendam banjir akibat hujan lebat. Tim penyelamat harus berjalan di genangan setinggi paha untuk mengevakuasi warga dengan perahu. Sekitar 1.360 orang terjebak pada Selasa, kata media pemerintah.
Peringatan badai dinaikkan ke level tertinggi oleh observatorium kota setelah curah hujan lebih dari 101 mm turun dalam waktu tiga jam pada Selasa pagi, dan menandai risiko banjir bandang, bencana geologi, dan genangan air di perkotaan serta pedesaan.
Sebelumnya, Topan Haikui pada pekan lalu telah menimbulkan kekacauan di kota padat penduduk Shenzhen.
Haikui, yang melemah menjadi badai tropis setelah mendarat di tenggara provinsi Fujian pada 5 September, menimbulkan curah hujan paling lebat dalam sejarah Shenzhen sejak pencatatan dimulai pada 1952. Hong Kong, juga dilanda badai terburuk dalam 140 tahun terakhir.
Para ilmuwan memperingatkan bahwa topan yang melanda Cina menjadi lebih intens dan jalurnya menjadi lebih rumit, sehingga meningkatkan risiko bencana, bahkan di kota-kota pesisir seperti Shenzhen yang sudah memiliki kemampuan pertahanan banjir yang kuat.
Badan Meteorologi Cina memperkirakan hujan lebat akan terjadi di wilayah selatan dan tenggara Guangxi pada Selasa dan Rabu, disertai badai di wilayah barat daya. Curah hujan lokal per jam diperkirakan bisa mencapai 70mm atau 2,76 inci di beberapa daerah, katanya.
Peramal cuaca nasional juga memperingatkan departemen terkait serta masyarakat di Guangdong dan Guangxi untuk waspada terhadap dampak tertunda bencana akibat seringnya curah hujan dalam beberapa hari terakhir.
REUTERS
Pilihan Editor: Gunung Fuji di Jepang Kritis karena Kebanyakan Turis