TEMPO.CO, Jakarta - Jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2024, tidak ada yang akan mampu bersaing dengannya, kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin, 11 September 2023. Demikian dilansir layanan berita bisnis Rusia RBC.
“Presiden belum mengumumkan bahwa dia akan mencalonkan diri,” kata Peskov seperti dikutip RBC.
“Tetapi jika kita berasumsi bahwa presiden mencalonkan diri sebagai kandidat, maka jelas bahwa tidak ada persaingan nyata untuk presiden pada tahap saat ini.”
Peskov menambahkan bahwa Putin “menikmati dukungan mutlak dari penduduk”.
Mantan agen KGB ini telah mendominasi Rusia, sebagai presiden atau perdana menteri, selama lebih dari dua dekade, dan membanggakan dirinya karena mampu membawa stabilitas ke negara besar tersebut setelah kekacauan yang melanda negara tersebut setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991.
Namun, keputusannya pada 24 Februari 2022 untuk mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina sejauh ini telah memicu tantangan terbesar bagi pemerintahannya dan memicu konfrontasi paling parah dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba 1962.
Perang di Ukraina tidak berjalan sesuai rencana dan pada Juni Putin menghadapi pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran Grup Wagner yang dipimpin Yevgeny Prigozhin. Prigozhin akhirnya tewas dalam kecelakaan pesawat.
Negara-negara Barat telah menjatuhkan sanksi terberat terhadap perekonomian Rusia senilai US$2,1 triliun, sehingga memaksa Moskow untuk mempercepat peralihannya ke Cina.
Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada Putin pada Maret bahwa dia yakin Rusia akan mendukung pemimpin Kremlin dalam pemilihan presiden tahun depan.
Jajak pendapat menunjukkan Putin masih menjadi politisi paling populer di Rusia, dimana sebagian besar masyarakatnya bergantung pada media pemerintah untuk mendapatkan berita. Pada Agustus, peringkat persetujuannya mencapai 80%, lebih tinggi dibandingkan sebelum perang Ukraina, menurut Levada-Centre.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa sekitar 70% penduduk mendukung militer Rusia di Ukraina, meskipun politisi oposisi dan beberapa diplomat Barat mengatakan jajak pendapat tersebut tidak dapat dipercaya.
REUTERS
Pilihan Editor: Pakistan: Pasukan Taliban Bangun Struktur Ilegal di Perbatasan