Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Akhir Masa Jabatan Halimah Yacob Perempuan Pertama Presiden Singapura

image-gnews
Halimah Yacob. AP
Halimah Yacob. AP
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Singapura, Halimah Yacob akan segera memasuki masa purnatugasnya setelah menjabat sebagai Presiden Singapura sejak 14 September 2017.

Halimah Yacob, perempuan pertama Presiden Singapura mengatakan dia telah memilih untuk tidak mencalonkan diri kembali dan masa jabatannya akan berakhir pada 13 September 2023.

Dari awal kehidupan yang sederhana hingga mencapai posisi tertinggi dalam negara, perjalanan kariernya adalah bukti keuletan, komitmen, dan semangatnya untuk mewakili dan melayani warga Singapura. 

Perjalanan Awal Halimah Yacob

Halimah Yacob lahir pada 23 Agustus 1954, di Queen Street, sebagai anak termuda dari lima bersaudara. Ayahnya yang merupakan seorang penjaga keamanan, meninggal ketika Halimah masih berusia delapan tahun. 

Ibunya kemudian memulai usaha jualan nasi padang dari sebuah gerobak di Shenton Way. Halimah turut membantu ibunya di gerobak tersebut, menjalani tugas-tugas seperti membersihkan, mencuci, membersihkan meja, dan melayani pelanggan.

Halimah menghabiskan masa sekolah SMP nya di Singapore Chinese Girls’ School, sebuah sekolah khusus anak perempuan yang kebanyakan beretnis Cina. Ketika ia lebih banyak membantu ibunya berjualan daripada fokus pada pelajaran, Halimah hampir dikeluarkan atau drop out dari sekolah.

Kemudian, dirinya melanjutkan pendidikan di Tanjong Katong Girls' School setelahnya ia berkuliah di University of Singapore. Disana Halimah menerima beasiswa dari MUIS (Islamic Religious Council of Singapore) sehingga dirinya lulus dengan gelar kehormatan pada 1978. 

Ia kemudian memperoleh gelar Magister hukum dari National University of Singapore (NUS) pada 2001. Pendidikannya yang berkualitas memberikan dasar yang kuat untuk karier politiknya yang gemilang.

Perjuangan Politik dan Pengabdian

Dilansir dari The Strait Times, Halimah bergabung dengan Kongres Serikat Buruh Nasional (National Trades Union Congress - NTUC) setelah lulus dari universitas pada 1978. Selama karier di NTUC yang mencapai lebih dari 30 tahun, ia menduduki berbagai posisi, termasuk sebagai wakil sekretaris jenderal NTUC. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Halimah Yacob kemudian memutuskan untuk terlibat secara aktif dalam politik Singapura pada 2001, saat dirinya mendapatkan dorongan dari Perdana Menteri Singapura Goh Chok Tong. Ia menjadi anggota Parlemen Singapura setelah memenangkan kursi di Jurong Group Representation Constituency. 

Pada 2011, ia ditunjuk sebagai Menteri Negara untuk Pengembangan Masyarakat dan Olahraga, di mana ia memperkenalkan berbagai program untuk manula dan meningkatkan layanan bagi penyandang cacat, termasuk mendirikan Kantor Layanan Sosial.

Pada 2013, Halimah Yacob mencapai pencapaian besar dengan terpilih sebagai Ketua Parlemen, menjadi wanita pertama yang menduduki posisi tersebut di Singapura. 

Kesuksesannya dalam berbagai bidang, termasuk advokasi untuk pekerja yang lebih tua, perawatan orang tua, dan keseimbangan kehidupan kerja, membuatnya mendapatkan pengakuan yang luas di negara itu.

Presiden Wanita Pertama di Singapura

Pada 2017, Halimah Yacob mengambil keputusan yang mengubah arah karier politiknya. Ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Dewan Parlemen (Speaker of Parliament) dan anggota Parlemen untuk mengikuti pemilihan Presiden Singapura. 

Pemilihan ini mencatatkan walkover karena ia menjadi satu-satunya kandidat yang memenuhi syarat. Pada 14 September 2017, Halimah Yacob kemudian dilantik sebagai Presiden kedelapan Singapura dan, yang lebih penting lagi, sebagai Presiden perempuan pertama dalam sejarah negara tersebut. 

Selama masa jabatannya sebagai Presiden Singapura, Halimah Yacob telah berperan sebagai pemimpin yang mewakili negara tersebut dalam berbagai acara dan upacara kenegaraan. Pada 2 September 2023, Tharman Shanmugaratnam resmi terpilih menjadi Presiden Singapura yang baru gantikan Halimah Yacob.

M RAFI AZHARI  | TIM TEMPO.CO

Pilihan Editor: Halimah Yacob, Presiden Wanita Pertama Singapura Ini Hampir Drop Out Saat SMP

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Makanan Khas Singapura yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Ke sana

2 hari lalu

Mie Hokkian hidangan khas di Singapura, yang kerap muncul dalan festival kuliner di Singapura. Foto: @slake.sg
7 Makanan Khas Singapura yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Ke sana

Singapura menjadi negara urutan pertama sebagai destinasi teraman di dunia. Singapura memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan, makanan termasuk di antaranya


Kebiasaan Orang Singapura Minum Kopi

4 hari lalu

Kenangan Coffee di Bandara Changi, T2, Singapura. TEMPO/Yunia Pratiwi
Kebiasaan Orang Singapura Minum Kopi

Kalau di Indonesia kopi identik dengan rasa pahit, di Singapura sedikit berbeda


Sejarah Patung Merlion, Simbol Abadi Singapura

4 hari lalu

Tiga orang wisatawan berpose dengan mengenakan masker dan kacamata di depan patung Singapore Merlion di Singapura, (21/6). Populasi asap dari kebakaran hutan di Indonesia membuat warga Singapura mengenakan masker. (AP Photo/Joseph Nair)
Sejarah Patung Merlion, Simbol Abadi Singapura

Patung Merlion, dengan kepala singa dan tubuh ikan, adalah monumen paling ikonik di negara ini.


Begini Sebab Patung Merlion yang Ikonik di Singapura Ditutup

4 hari lalu

Turis berfoto di sebelah patung singa Merlion di kawasan pusat bisnis Singapura 6 Februari 2015. [REUTERS / Edgar Su]
Begini Sebab Patung Merlion yang Ikonik di Singapura Ditutup

Salah satu ikon paling terkenal dan dikagumi di Singapura, Patung Merlion, akan mengalami penutupan sementara selama sekitar 3 bulan.


Berburu Foto di Patung Merlion Sebelum Ditutup

5 hari lalu

Merlion, patung yang menjadi ikon Singapura (TEMPO/Nia Pratiwi)
Berburu Foto di Patung Merlion Sebelum Ditutup

Dua wisatawan Indonesia beruntung bisa berfoto di sekitar patung Merlion sebelum dibersihkan


Kenangan Coffee Pertama di Singapura, Ini Menu Andalannya

5 hari lalu

Kenangan Coffee pertama di Singapura di kawasan Raffles City, Bras Basah Road, Singapura. TEMPO/Yunia Pratiwi
Kenangan Coffee Pertama di Singapura, Ini Menu Andalannya

Setelah sukses di Malaysia, Kenangan Coffee buka gerai pertama di Singapura


Daftar Negara dengan Setir Kanan Selain Indonesia, Mayoritas Bekas Jajahan Inggris

7 hari lalu

Ilustrasi setir mobil (Hyundaimobil.co.id)
Daftar Negara dengan Setir Kanan Selain Indonesia, Mayoritas Bekas Jajahan Inggris

Mayoritas negara di dunia menggunakan setir kiri, yaitu sekitar 65 persen. Adapun sisanya menggunakan setir kanan.


Bandara Changi Singapura Bakal Bebas Paspor Mulai 2024

11 hari lalu

Jewel Bandara Changi Singapura (TEMPO/Mila Novita)
Bandara Changi Singapura Bakal Bebas Paspor Mulai 2024

Bandara Changi Singapura akan menerapkan sistem biometrik di imigrasi hingga penyerahan tas dan boarding untuk mempercepat proses.


Mengenal Suku Melayu dan Cakupan Wilayahnya, Termasuk yang Berdiam di Pulau Rempang

11 hari lalu

Dua warga memperbaiki jaring ikan di perkampungan nelayan Sembulang, Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Minggu, 17 September 2023. Sejak dua pekan terakhir nelayan di pulau tersebut tidak melaut dampak dari rencana relokasi warga untuk proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco-City Pulau Rempang. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Mengenal Suku Melayu dan Cakupan Wilayahnya, Termasuk yang Berdiam di Pulau Rempang

Penduduk asli Pulau Rempang adalah suku Melayu. Suku di Asia Tenggara ini cakupannya sangat luas dari Indonesia, Malaysia, SIngapura, Brunei.


64 Ribu Benur Coba Diselundupkan ke Singapura Lewat Bandara Soekarno-Hatta

12 hari lalu

Petugas menunjukkan barang bukti benih lobster saat ungkap kasus di kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madia Pabean B Palembang, Sumatera Selatan, Jumat, 18 Juni 2021.  Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madia Pabean B Palembang bersama Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sumatera bagian timur, Direktorat P2 dan Polda Sumsel berhasil mengungkap rencana penyelundupan sebanyak 225.664 ekor benih lobster senilai Rp33,8 miliar dan mengamankan empat orang tersangka. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
64 Ribu Benur Coba Diselundupkan ke Singapura Lewat Bandara Soekarno-Hatta

Petugas mengungkap upaya penyelundupan ketika dua koper berisi benur itu melewati alat X-ray di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta.