Menit Terakhir
Di Bali, Presiden Indonesia Joko Widodo menyampaikan pernyataan bersama pada menit-menit terakhir dari blok tersebut. India berharap para pemimpin dapat kembali melakukan sesuatu pada saat-saat terakhir, kata pejabat pemerintah lainnya.
Deklarasi Pemimpin Bali menyatakan “sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina dan menekankan bahwa perang tersebut menyebabkan penderitaan manusia yang sangat besar dan memperburuk kerapuhan yang ada dalam perekonomian global.”
Deklarasi itu juga menyebutkan bahwa “ada pandangan lain dan penilaian berbeda mengenai situasi dan sanksi.”
Pejabat India lainnya mengatakan bahwa di Bali, “Rusia dan Cina lebih fleksibel.” Namun ketika perang telah berlangsung selama 18 bulan, negara-negara “bahkan tidak menyetujui bahasa yang digunakan dalam Deklarasi Bali”.
Bulan lalu, kelompok negara-negara BRICS, di mana Cina adalah negara terkuat, menambahkan setengah lusin negara lagi ke dalam blok tersebut dalam upaya untuk merombak tatanan dunia yang mereka anggap sudah ketinggalan zaman.
“Ketidakhadiran Xi mungkin merupakan upaya Beijing untuk mengakhiri G20, hanya beberapa minggu setelah memperluas organisasi BRICS yang lebih selaras dengan pandangan dunia Cina,” kata David Boling, direktur perusahaan konsultan Eurasia Group.
India adalah anggota BRICS, bersama dengan Rusia, Cina, Brasil, dan Afrika Selatan, dan sebelumnya memiliki kekhawatiran mengenai perluasan blok tersebut. Namun pada pertemuan puncak di Johannesburg bulan lalu, mereka mencapai konsensus mengenai kriteria pendatang baru.
Dalam kepresidenannya di G20, India berusaha mengesampingkan perbedaan yang ada di Ukraina dan mendorong resolusi mengenai perubahan iklim, utang untuk negara-negara rentan, peraturan seputar mata uang kripto, dan reformasi bank multilateral.
New Delhi juga berusaha memecahkan kebuntuan mengenai kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina secara aman melalui Laut Hitam, namun Rusia kemungkinan besar bergeming dengan penolakannya terhadap rencana tersebut, kata para pejabat India.
Sepanjang tahun ini, hanya ada sedikit kemajuan dalam perundingan restrukturisasi utang dan pajak minimum perusahaan global, namun India berhasil memperoleh dukungan dari AS dan IMF untuk menerapkan peraturan global yang menyeluruh mengenai mata uang kripto.
Sebuah komite G20 di bawah mantan birokrat India N.K. Singh dan ekonom Larry Summers, mantan Menteri Keuangan AS, juga mengusulkan peningkatan pinjaman bank multilateral ke negara-negara berkembang. Usulan tersebut belum disepakati.
Sasaran perubahan iklim juga telah memecah belah negara maju dan berkembang pada pertemuan kelompok tersebut pada bulan Juli dan para pejabat mengatakan posisi tersebut tidak mungkin berubah pada pertemuan puncak tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor: Berpotensi Runtuh, 104 Gedung Sekolah di Inggris Ditutup