TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan penyelidikan independen “tidak menemukan bukti” atas klaim bahwa negaranya memasok senjata ke Rusia.
Penyelidikan dilakukan setelah Duta Besar Amerika Serikat untuk Afrika Selatan, Reuben Brigety, mengklaim kapal Rusia Lady R memuat senjata dan amunisi di pangkalan angkatan laut dekat Cape Town pada Desember lalu.
Seperti dilansir Al Jazeera pada Senin 4 September 2023, penyelidikan menemukan bahwa kapal kargo Rusia malah mengirimkan persenjataan yang telah dipesan untuk Angkatan Pertahanan Nasional Afrika Selatan pada 2018.
Ramaphosa mengatakan tidak ada bukti adanya ekspor senjata berdasarkan wawancara dengan 50 orang dan peninjauan lebih dari 100 dokumen.
“Jika semua hal dipertimbangkan, tidak ada satupun tuduhan yang dibuat mengenai pasokan senjata ke Rusia yang terbukti benar,” kata Ramaphosa.
“Tak satu pun dari orang-orang yang melontarkan tuduhan ini dapat memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim yang dilontarkan terhadap negara kita.”
Ramaphosa mengatakan tuduhan tersebut “memiliki dampak yang paling buruk terhadap mata uang kita, perekonomian kita, dan posisi kita di dunia, bahkan mencoreng citra kita”.
Ramaphosa mengatakan dia hanya akan merilis ringkasan eksekutif laporan tersebut karena pertimbangan keamanan.
Pemimpin Afrika Selatan tersebut memerintahkan penyelidikan yang dipimpin oleh seorang pensiunan hakim setelah duta besar AS mengatakan pada konferensi pers pada Mei bahwa ia “yakin” senjata dan amunisi telah dimuat ke kapal yang menuju Rusia.
Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan kemudian mengatakan bahwa Brigety telah meminta maaf atas komentarnya. Diplomat AS tersebut kemudian menulis di media sosial bahwa dia berterima kasih atas kesempatan untuk “memperbaiki kesalahpahaman yang ditinggalkan oleh pernyataan publik saya”.
Afrika Selatan, yang Kongres Nasional Afrika-nya berkuasa dan memiliki hubungan historis dengan Uni Soviet, telah memelihara hubungan persahabatan dengan Rusia sejak invasi besar-besaran Moskow ke Ukraina pada Februari 2022, yang memicu kritik dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Di bawah pemerintahan Ramaphosa, negara tersebut menjadi tuan rumah latihan dengan Angkatan Laut Rusia dan menolak ikut serta dalam kecaman Barat terhadap Moskow atau sanksi terhadap perekonomian Rusia.
Bulan lalu, Ramaphosa menjadi tuan rumah bagi Rusia dan negara berkembang besar lainnya, termasuk Cina dan India, untuk pertemuan puncak BRICS di Johannesburg.
Pilihan Editor: Afrika Selatan Pastikan Putin Batal Hadiri KTT BRICS
AL JAZEERA