TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan meningkat sejak Jepang mulai membuang air limbah Fukushima ke Pasifik meskipun ada tentangan dari Cina. Jepang mengatakan sebuah batu bata dilemparkan ke kedutaannya di Beijing. Warganya di Cina juga menghadapi pelecehan sejak Jepang mulai membuang air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke Pasifik.
Cina adalah negara yang paling vokal menentang rencana pelepasan limbah Fukushima. Pembangkit listrik bertenaga nuklir itu dinonaktifkan karena hancur akibat gempa bumi dan tsunami tahun 2011.
Jepang berusaha meyakinkan negara-negara yang tak setuju ihwal pelepasan limbah Fukushima itu. Pengawas nuklir PBB mengatakan proses tersebut memenuhi standar internasional, namun Beijing tetap tidak yakin.
Pada Selasa, 29 Agustus 2023, Menteri Luar Negeri Jepang mengkonfirmasi bahwa sebuah batu bata telah dilemparkan ke kedutaan di Beijing. Staf kedutaan telah menjadi sasaran banyak seruan yang berasal dari Cina .
Dia meminta Beijing mengambil langkah-langkah untuk menenangkan situasi. “Ini sangat disesalkan dan mengkhawatirkan,” kata Yoshimasa Hayashi kepada wartawan di Tokyo.
“Kami ingin mendesak kembali pemerintah Cina untuk segera mengambil tindakan yang tepat, seperti menyerukan warga negaranya untuk bertindak dengan tenang guna mencegah eskalasi situasi, dan mengambil semua tindakan yang mungkin dilakukan untuk menjamin keselamatan penduduk Jepang dan misi diplomatik kami di Jepang. Cina ,” katanya.
Polisi berpakaian sipil dan petugas keamanan berjaga di luar kedutaan Jepang di Beijing. Mereka berpakaian hitam. Ada kanopi hitam dengan tulisan 'polisi'.
Selain dilempari batu bata, warga Jepang di Cina juga diteror. Namun hal itu dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Cina. “Cina melindungi dan menjamin keselamatan serta hak dan kepentingan warga negara asing di Cina sesuai dengan hukum,” kata Menteri Luar Negeri Wang Wenbin.
Jepang mulai melepaskan lebih dari 500 air limbah yang telah diolah dan diencerkan untuk kolam renang Olimpiade dari Fukushima pada tanggal 24 Agustus. Air tersebut, yang digunakan untuk mendinginkan reaktor yang rusak, saat ini disimpan dalam tangki raksasa di sekitar lokasi.
AL JAZEERA
Pilihan Editor: Libya Pecat Menlu setelah Bertemu Israel di Roma