TEMPO.CO, Jakarta - Hujan lebat dan banjir bandang diperkirakan akan terjadi di Cina dalam dua hari ke depan. Hujan lebat tak henti-henti mendatangkan bencana di negara tersebut.
Lebih dari 3.000 orang dievakuasi di provinsi barat laut Hunan selama akhir pekan ketika hujan lebat melanda wilayah Sangzhi, Shimen dan Yongshun, serta Kota Zhangjiajie, menurut media pemerintah. Sangzhi mencatat curah hujan terberat tahun ini, dengan curah hujan maksimum mencapai 256 mm pada malam hari dari Sabtu hingga Minggu, menurut stasiun televisi pemerintah China Central Television. Itu adalah hujan paling luas dan meluas di Sangzhi sejak tahun 1998.
Cina telah dilanda hujan dan banjir selama berminggu-minggu di tengah musim panas yang sangat basah. Pada akhir bulan Juli, badai dari Topan Doksuri menyebabkan rekor curah hujan yang melanda Cina dalam lebih dari satu dekade, dengan Beijing mengalami curah hujan terberat dalam 140 tahun.
Pemerintah Cina telah menyerukan lebih banyak tindakan pencegahan terhadap banjir ketika Topan Saola kini melintasi Laut Cina Selatan, dan diperkirakan akan mendarat di provinsi Guangdong paling cepat pada hari Jumat ini.
Markas Besar Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan Negara Cina dan Kementerian Manajemen Darurat mengadakan konferensi video pada hari Sabtu lalu. Pemerintah memperingatkan bahwa hujan lebat di banyak wilayah di negara tersebut dapat menyebabkan bencana geologi termasuk aliran deras di gunung dan banjir di beberapa sungai kecil dan menengah. media pemerintah, People's Daily, melaporkan.
Ada juga ketidakpastian mengenai jalur Topan Saola, kata Badan Meteorologi Tiongkok, namun badai ini akan membawa hujan lebat di wilayah pesisir termasuk provinsi Fujian dan Zhejiang dari Rabu hingga Jumat.
Fujian telah melakukan tanggap darurat terhadap Saola, memerintahkan kapal nelayan di beberapa perairan untuk kembali ke pelabuhan di sekitarnya. Semua personel di kapal juga diperintahkan untuk mengungsi ke darat pada Rabu siang, menurut laporan media lokal pada hari Senin.
REUTERS
Pilihan Editor: Buang Air Radioaktif Fukushima, Warga Cina Teror Jepang Lewat Telepon