TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Arabian Business yang dipublikasi pada Jumat, 25 Agustus 2023, menyebut Kuwait telah mendeportasi lebih dari 25 ribu ekspatriat periode Januari 2023 sampai 19 Agustus 2023 atau rata-rata sekitar 108 orang per hari. Deportasi besar-besaran itu bagian dari upaya otoritas Kuwait memberikan tindakan keras pada mereka yang dinyatakan bersalah karena melanggar undang-undang ketenagakerjaan dan aturan izin tinggal.
Tindakan tegas itu sejalan dengan perintah Wakil Perdana Menteri Kuwait yang sekaligus merangkap sebagai Menteri Dalam Negeri Kuwait Talal al-Khaled. Dari sekitar 25 ribu ekspatriat yang sudah dideportasi itu, sebanyak 10 ribu adalah perempuan. Alasan mereka yang dideportasi di antaranya penyalahgunaan narkoba, hingga mengemis yakni tindakan yang dianggap merugikan keamanan nasional.
Sumber di keamanan nasional Kuwait menyebutkan Kuwait sedang berencana memperluas kampanye ini dengan target menjaring 100 ribu orang yang melanggar aturan izin tinggal dan hukum nasional di Kuwait. Sumber tersebut juga mengatakan sampai akhir 2023, jumlah orang yang dideportasi dari Kuwait bisa lebih dari 35 ribu orang.
Kantor berita Arab Times di Kuwait mewartakan 2023 adalah tahun dengan jumlah ekspatriat yang dideportasi terbanyak, di mana jumlah ini kemungkinan akan terus naik. Diwartakan pula, ada sejumlah ekspatriat yang membantu tindak pelanggaran dan mereka terancam dideportasi. Warga negara Kuwait atau perusahaan yang terlibat dalam undang-undang perburuhan dan imigrasi, juga terancam dibawa ke meja hijau.
Pemberitaan perihal ini muncul saat Kementerian Dalam Negeri Kuwait menerbitkan sebuah permintaan resmi kepada Kementerian Pendidikan Kuwait agar menyerahkan dua gedung sekolah, yang tidak terpakai untuk dijadikan tempat penahanan para ekspatriat yang melanggar izin tinggal.
Kuwait adalah sebuah negara di Semenanjung Arab yang di antaranya berbatasan dengan Irak dan Arab Saudi. Kuwait merupakan negara berkembang dengan pendapatan ekonomi yang tinggi dan negara terbesar keenam di dunia yang punya cadangan minyak terbesar.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Dubes RI di Singapura: Ustad Abdul Somad Tak Dideportasi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.