TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha pada Kamis, 24 Agustus 2023. Ini merupakan pertemuan pertamanya sebagai perdana menteri saat ia bersiap untuk membentuk kabinet dari aliansinya yang mencakup 11 partai.
Pertemuan pada Kamis menggarisbawahi rapuhnya politik Thailand. Prayuth menjadi arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai sebagai panglima tentara ultra-royalis. Prayuth tetap memimpin selama sembilan tahun berikutnya.
“Perpecahan yang ada akan sulit diatasi. Satu pembicaraan tidak akan menyelesaikannya. Ini akan memakan waktu,” kata Srettha tentang pertemuan mereka. “Saya memahami niatnya, bahwa dia ingin mengatasi perpecahan dan dia peduli terhadap negaranya.”
Ketika ditanya oleh wartawan apa nasihat yang diberikan Prayuth, dia berkata, “agar saya tetap tenang, bersabar dan melindungi bangsa dan monarki.”
Srettha lolos melalui pemungutan suara di parlemen untuk menjadi perdana menteri pada Selasa, 22 Agustus 2023. Ia akan memimpin koalisi yang mencakup partai-partai yang didukung oleh militer, yang telah berulang kali melakukan manuver untuk menggulingkan pemerintah yang dipimpin oleh Pheu Thai yang dipimpinnya.
Srettha, yang merupakan taipan real estate, terjun ke dunia politik beberapa bulan lalu dan tidak memiliki pengalaman di pemerintahan. Pada Kamis, dia berusaha meredam ekspektasi mengenai susunan kabinet dalam waktu dekat.
Spekulasi tersebar luas bahwa naiknya Srettha ke jabatan puncak adalah bagian dari kesepakatan rahasia antara elite yang bertikai di Thailand, termasuk kepulangan dramatis tokoh miliarder Pheu Thai, Thaksin Shinawatra.
Thaksin pulang pada Selasa, 22 Agustus 2023, setelah 15 tahun mengasingkan diri. Mantan PM yang kini 74 tahun dirawat di rumah sakit karena tekanan darah tinggi pada malam pertamanya di penjara. Ia menjalani hukuman delapan tahun penjara karena penyalahgunaan kekuasaan dan konflik kepentingan.
Mantan PM Thaksin dan Pheu Thai telah membantah adanya kesepakatan dengan saingan mereka di kalangan militer dan kelompok konservatif.
Media juga berspekulasi tentang siapa yang akan mendapatkan jabatan penting di kabinet, beberapa pihak memperkirakan Srettha sendiri yang akan mengambil peran tambahan sebagai menteri keuangan.
Pemerintah baru kemudian harus menyampaikan tujuan kebijakan mereka ke sidang gabungan parlemen sebelum mereka dapat mulai bekerja pada akhir September. Pemerintahan baru menghadapi tugas penting untuk menghidupkan kembali perekonomian terbesar kedua di Asia Tenggara, yang menurut perkiraan bank sentral akan tumbuh di bawah 3,6 persen tahun ini.
Pilihan Editor: Lika-liku Taipan Srettha Thavisin yang Kini Jadi Perdana Menteri Thailand
REUTERS