TEMPO.CO, SEOUL – Korea Utara mengecam latihan militer tahunan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan. Pyongyang memperingatkan akan terjadinya perang termonuklir sehubungan dengan perjanjian trilateral baru-baru ini untuk memperdalam hubungan antara para pemimpin Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang di Camp David.
Dalam sebuah komentar yang dimuat kantor berita KCNA, Korea Utara mengatakan pertemuan puncak antara Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang di tempat peristirahatan kepresidenan Camp David pada Jumat, 17 Agustus 2023, bertujuan merumuskan provokasi perang nuklir.
“Jika perjanjian yang dibuat di Camp David Resort juga diterapkan dalam latihan perang… kemungkinan pecahnya perang termonuklir di semenanjung Korea akan menjadi lebih realistis,” demikian komentar yang dimuat KCNA tersebut.
Korea Selatan dan Amerika Serikat memulai latihan militer musim panas Ulchi Freedom Shield pada Senin, 21 Agustus 2023, yang dirancang untuk meningkatkan respon bersama terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara. Pyongyang telah lama mengecam latihan itu sebagai latihan perang.
Dalam pertemuan mandiri pertama antara para pemimpin Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang, ketiga negara sepakat memperdalam kerja sama bidang militer dan ekonomi seiring upaya mereka memproyeksikan persatuan dalam menghadapi naiknya kekuatan Cina dan ancaman nuklir Korea Utara.
Komentar Korea Utara mengatakan situasi yang ada mengharuskan militernya mengambil inisiatif, tindakan ofensif dan berlebihan dalam perang. Namun Korea Utara tidak memberikan keterangan lebih lanjut maksud dari berlebihan dalam perang.
Korea Utara hanya mengatakan akan meluncurkan satelit pada sekitar 24 Agustus dan 31 Agustus 2023, ke arah Laut Kuning dan Laut Cina Timur, setelah peluncuran yang gagal pada Mei 2023. Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan Korea Utara mungkin saja melakukan uji coba rudal balistik antar-benua atau melakukan tindakan militer lainnya untuk memprotes latihan sekutu atau pertemuan puncak Korea Selatan, Amerika Serikat dan Jepang pada minggu lalu.
REUTERS
Pilihan Editor: Bos Apindo Nilai WFH Kebijakan Reaktif: Polusi Udara Tidak Semata-mata karena Kendaraan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.