TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 500 tahanan di penjara Jau Bahrain menjalani aksi mogok makan dalam upaya mengajukan serangkaian tuntutan. Ini adalah unjuk rasa terbesar dalam sistem penjara di negara Teluk tersebut. Surat kabar Guardian mewartakan para tahanan mulai menolak makan terhitung sejak 7 Agustus 2023 dan dalam beberapa pekan kemudian jumlah tahanan yang ikut-ikutan aksi mogok makan terus bertambah jumlahnya.
Dalam sebuah surat pernyataan para tahanan, yang dipublikasi oleh partai oposisi Bahrain, Al-Wefaq, aksi mogok makan ini untuk mengajukan serangkaian tuntutan, di antaranya meminta dinaikkan jam bagi para tahanan untuk berada di luar sel, di mana saat ini dijatah hanya satu jam perhari. Tuntutan lain adalah izin untuk melakukan solat berjamaah di masjid penjara, kelonggaran aturan saat keluarga menjenguk, peningkatan fasilitas Pendidikan dan akses yang layak ke fasilitas perawatan kesehatan.
“Ini semua sebenarnya bukan tuntutan yang sembrono, namun penting bagi kehidupan manusia,” demikian pernyataan bersama tuntutan para tahanan.
Tuntutan ini muncul di tengah banyaknya laporan kalau otoritas penjara di Bahrain menolak perawatan kesehatan para tahanan, penggunaan sel isolasi dan berbagai pelanggaran lainnya. Pemerintah Bahrain menolak semua tuduhan tersebut. Humas Pemerintah Bahrain mengatakan pada Guardian kalau Pemerintah berkomitmen melindungi HAM dan menangani para tahanan sesuai hukum.
Otoritas juga mengklaim tidak ada tahanan yang ditahan tanpa melalui sistem peradilan, kendati muncul laporan kalau penjara di Bahrain kadang menahan tahanan politik atau politikus. Terkait hal ini, ombudsman di Kementerian Dalam Negeri Bahrain mengatakan telah melakukan penyelidikan guna memastikan semua tahanan mendapatkan hak-hak mereka, baik itu perawatan kesehatan, kunjungan dari anggota keluarga dan perawatan kesehatan.
Sayed Alwadaei, mantan tahanan di penjara Jau dan tokoh di Bahrain Institute for Right and Democracy (Bird) mengatakan mogok makan ini mungkin salah satu aksi yang paling kuat yang pernah terjadi dalam sistem penjara Bahrain, dimana skalanya luar biasa.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan Editor: Tidak Masuk dalam Kesepakatan Tahanan Iran-AS, Penduduk AS yang Dipenjara Mogok Makan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.