TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat kurang yakin pasukan Ukraina dapat mencapai dan merebut kembali kota strategis Melitopol di wilayah tenggara yang diduduki Rusia.
Kyiv saat ini tengah melancarkan serangan balasan yang bertujuan merebut kembali wilayah dari tentara Rusia. Pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim seperti dilansir Reuters pada Jumat, 18 Agustus 2023, mengutip laporan intelijen tentang Melitopol.
Prediksi tersebut sebagian besar sejalan dengan pandangan Washington bahwa serangan balasan berjalan lebih lambat dari yang diharapkan. Pejabat itu menambahkan bahwa terlepas dari laporan dan kemajuan terbatas menuju Melitopol, Washington yakin masih mungkin untuk mengubah prospek yang suram.
Penilaian Melitopol pertama kali dilaporkan oleh Washington Post.
Militer Ukraina pada Kamis mengatakan telah memperoleh keuntungan di front tenggara, berhasil maju dari desa yang baru dibebaskan, Urozhine, dalam upaya upaya menuju Laut Azov.
Melitopol memiliki populasi sekitar 150.000 sebelum perang. Wilayah itu berada di bawah kendali Rusia sejak Maret 2022 dan memiliki jalan raya serta jalur kereta api yang digunakan oleh pasukan Rusia untuk mengangkut perbekalan ke daerah yang mereka duduki.
Uroshaine di wilayah Donetsk adalah desa pertama yang menurut pemerintah Kyiv telah direbut kembali sejak 27 Juli. Ini menandakan tantangan yang dihadapinya dalam maju melalui garis pertahanan Rusia yang dipasang ranjau berat tanpa dukungan udara yang kuat.
Penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Jumat menolak berkomentar. Tetapi ia mengatakan telah ada sejumlah analisis tentang perang di Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Februari 2022 dan banyak dari mereka telah berubah saat terungkap.
Rusia menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina, termasuk semenanjung Krimea, sebagian besar wilayah Luhansk, dan sebagian besar wilayah Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
REUTERS
Pilihan Editor Korea Utara Kerahkan Jet Buru Pesawat Mata-mata AS