Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Warga Muslim Tempel Ayat Al Quran di Rumah Warga Kristen Pakistan, Ternyata Ini Alasannya

Reporter

image-gnews
Orang-orang dan anggota media berkumpul di sepanjang jalan di lingkungan Kristen, sehari setelah gedung gereja dan rumah dirusak oleh pengunjuk rasa di Jaranwala, Pakistan, 17 Agustus 2023. REUTERS/Muhammad Tahir
Orang-orang dan anggota media berkumpul di sepanjang jalan di lingkungan Kristen, sehari setelah gedung gereja dan rumah dirusak oleh pengunjuk rasa di Jaranwala, Pakistan, 17 Agustus 2023. REUTERS/Muhammad Tahir
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mulai dari menampung warga Kristen hingga menempel ayat Quran di rumah tetangga beragama Nasrani agar tidak dirusak, warga Muslim Pakistan di Kota Jaranwala berusaha melindungi para tetangga mereka dari amukan massa pada Rabu dini hari.

Massa yang beringas merusak sejumlah gereja dan puluhan rumah warga minoritas Kristen menyusul kabar dua warga Nasrani menistakan Al Quran di wilayah tersebut.

Bukan azan Subuh biasa yang membangunkan Pendeta Javed Bhatti dari tidurnya pada Rabu pagi itu, melainkan seruan gemuruh masjid untuk memprotes dugaan penistaan agama oleh umat Kristiani.

Secara naluriah, dia tahu ada sesuatu yang salah. Dia mengumpulkan keluarganya dan lari ke jalan, di mana rekan-rekan Kristen sudah keluar dari rumah mereka ke gang-gang sempit.

"Beberapa berlari tanpa alas kaki dan beberapa melarikan diri dengan becak. Terjadi kekacauan di mana-mana," katanya pada Kamis, sehari setelah ratusan pria Muslim mengamuk di jalanan, membakar rumah dan gereja.

"Anak-anak berteriak, 'lari, lari, ulama datang! Mereka akan menyerang kita'," tambah saudara perempuannya, Naila Bhatti.

Orang Kristen membentuk sekitar 2 persen dari populasi dan menempati salah satu anak tangga terendah dalam masyarakat Pakistan. Lebih dari 5.000 orang tinggal di kawasan Kristen di Jaranwala, kebanyakan dari mereka adalah pekerja sanitasi dengan upah kecil yang menempati rumah sempit yang dihuni hingga 18 kerabat.

Saat kepanikan menyebar ke seluruh lingkungan, umat Islam juga bergegas ke jalan untuk memperingatkan dan melindungi tetangga mereka. "Kerumunan datang dari luar (daerah ini), tapi umat Islam lokal di sini membantu kami dan berusaha menyelamatkan kami," kata Pendeta Bhatti.

Tariq Rasool, di jalan sempit yang sama dengan Bhatti, mengatakan umat Islam dengan cepat menempelkan ayat-ayat Al Quran di pintu rumah orang Kristen dengan harapan mereka akan terhindar dari kekerasan.

"Dua wanita berlari. Saya membuka pintu rumah saya untuk mereka dan membiarkan mereka masuk. Mereka sangat khawatir tetapi saya menghibur mereka," kata pria Muslim berusia 58 tahun itu.

Massa membengkak dengan kemarahan membara sepanjang hari itu, dengan ratusan orang pada puncaknya melakukan kerusuhan di jalan-jalan. Menjelang malam, setidaknya empat gereja dan puluhan rumah serta toko telah dibakar dan dijarah, menurut tim kantor berita di tempat kejadian.

Imran Qadri, seorang penjaga toko Muslim, mengatakan bahwa kedua agama telah lama hidup damai berdampingan satu sama lain di lingkungan itu. "Mereka adalah saudara kami. Mereka berbagi kesedihan dan kegembiraan kami dan kami berbagi kesedihan dan kegembiraan mereka."

Dia membuka rumahnya untuk dua wanita Kristen saat mereka melarikan diri dari kehancuran yang diramalkan. "Mereka masih di dalam rumah kami. Keluarga saya membantu mereka, memberi mereka makanan dan mereka bermalam bersama kami," kata Qadri, berdiri di samping Bhatti.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lebih jauh di jalan, Parveen Bibi mengatakan dia terbangun oleh anak-anaknya yang masih kecil berteriak, "Muslim datang untuk membakar rumah kami!"

“Kami naik becak ke rumah tetangga Muslim kami. Pintunya terbuka dan kami semua masuk. Saya ditemani oleh wanita, dua menantu perempuan dan anak-anak. Wanita itu berkata,'Kamu aman di sini, jangan khawatir'," jelasnya sambil menangis, berdiri di atas puing-puing rumahnya.

Beberapa orang Kristen yang kembali ke rumah mereka pada Kamis untuk mensurvei kerusakan mengatakan lebih dari 300 orang telah melarikan diri pada jam-jam awal kerusuhan. Namun, ratusan lainnya dievakuasi pada malam hari dan pada Kamis untuk tinggal bersama kerabat di kota lain.

Polisi telah menangkap lebih dari 100 orang yang diduga terkait dengan kekerasan tersebut dan menangkap dua bersaudara Kristen yang dituduh menodai Al Quran pada Jumat.

Meskipun massa telah bubar dan ratusan polisi sekarang menjaga lingkungan tersebut, banyak yang terlalu takut untuk kembali ke rumah.

Bagi Pendeta Bhatti, kepulangannya membawa lebih banyak rasa sakit bagi keluarganya. "Rumah saya sendiri hancur. Ini adalah penghasilan seumur hidup kami. Sekarang bagaimana kami akan tinggal di sini lagi?"

Secara terpisah, polisi menjaga lingkungan Kristen pada Kamis, hari kedua insiden tragis di Jaranwala.

"Semua orang Kristen telah meninggalkan rumah mereka dan berlindung di sana-sini," kata Fayaz Masih Khokhar, seorang pria Kristen yang melakukan perjalanan dari Lahore untuk menunjukkan solidaritas.

Pada Kamis, pejabat pemerintah mengutuk kekerasan tersebut, sementara protes kecil diadakan di beberapa kota menyerukan agar orang Kristen dilindungi.

“Situasi menyedihkan saat ini di negara ini menuntut para pemimpin dan tokoh agama dari semua agama dan kepercayaan memainkan peran kunci dan mendasar mereka dalam menjaga persatuan nasional,” kata Uskup Lahore, Nadeem Kamran, dalam sebuah pernyataan.

Pilihan Editor: Dianggap Memicu Kemarahan Massa Muslim, Dua Warga Kristen Pakistan Ditangkap

GEO.TV | THE TIMES NOW

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

1 hari lalu

Tersangka Galih Loss (tengah) dihadirkan saat keterangan pers pegungkapan kasus penistaan agama atau ujaran kebencian oleh konten kreator Galih Nova Aji di Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 26 April 2024. Tersangka Galih Nova Aji atau pemilik akun sosial media Galih Loss ditahan karena kasus pendistribusian konten vidio yang menyinggung SARA dan menimbulkan rasa kebencian dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.


Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

4 hari lalu

Perdana Menteri India Narendra Modi menyampaikan pidato saat menghadiri kampanye pemilu di Bengaluru, Karnataka, India, 20 April 2024. REUTERS/Navesh Chitrakar
Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.


Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

5 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu


10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

11 hari lalu

Polisi berjalan melewati orang-orang yang mengantri untuk memberikan suara mereka di luar tempat pemungutan suara saat pemilihan umum, di Peshawar, Pakistan, 8 Februari 2024. REUTERS/Fayaz Aziz
10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

12 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

15 hari lalu

Ustad Jefri al Bukhori, Jakarta, Oktober 2005. Uje semasa hidupnya dikenal dengan  gaya berceramah yang khas. TEMPO/ Ramdani
Mengenang Ustad Jefri Al Buchori atau Uje, Ini Profil dan Kisah Kematiannya

Meskipun telah 11 tahun meninggal, tetapi Ustad Jefri Al Buchori atau Uje akan selalu dikenang. Berikut profil hingga kisah kematiannya.


Sekjen PBB Ucapkan Selamat Idulfitri kepada Umat Muslim Dunia

17 hari lalu

Sekjen PBB, Antonio Guterres. REUTERS
Sekjen PBB Ucapkan Selamat Idulfitri kepada Umat Muslim Dunia

Sekjen PBB Antonio Guterres lewat unggahan di Instagram mengucapkan Selamat hari Raya Idulfitri kepada seluruh umat Muslim di dunia.


Ribuan Warga Indonesia Laksanakan Salat Idul Fitri di KBRI Bangkok

17 hari lalu

Ribuan masyarakat Indonesia melaksanakan solat Idul Fitri 1445 H di lapangan sepak bola KBRI Bangkok, Thailand, Rabu, 10 April 2024. ANTARA/HO-KBRI Bangkok
Ribuan Warga Indonesia Laksanakan Salat Idul Fitri di KBRI Bangkok

Ribuan masyarakat Indonesia melaksanakan salat Idul Fitri 1445 H di lapangan sepak bola Kedutaan Besar RI di Bangkok, Thailand pada Rabu 10 April 2024


Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Ucapkan Selamat Lebaran

17 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken bertemu dengan para pemimpin hak asasi manusia di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, 7 Desember 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Ucapkan Selamat Lebaran

Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada komunitas Muslim di mana pun berada.


Keunikan Tradisi Lebaran di Eropa, Afrika, Asia dan Timur Tengah

17 hari lalu

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
Keunikan Tradisi Lebaran di Eropa, Afrika, Asia dan Timur Tengah

Setiap negara memiliki budaya tersendiri untuk merayakan lebaran dan berbagi keberkahan dengan penuh sukacita ini.