TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin junta militer Mali Assimi Goita pada Selasa 15 Agustus 2023 mengatakan sudah menelepon Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas situasi di Niger. Pada bulan lalu, junta merebut kekuasaan dalam kudeta di Niger.
“Putin menekankan pentingnya penyelesaian damai untuk situasi di sama demi Sahel yang lebih stabil," kata Goita dalam platform media sosial X (sebelumnya disebut Twitter).
Baca juga:
Negara-negara Barat khawatir Niger akan melakukan hal sama seperti tetangganya, Mali.
Para pemimpin Mali menyewa tentara bayaran Grup Wagner dari Rusia untuk membantu mereka menghadapi pemberontakan. Ini setelah mereka menggulingkan pemerintahan demokratis tiga tahun lalu dan mengusir pasukan Prancis.
Putin menyerukan kembalinya tatanan konstitusional di Niger, sebaliknya bos Wagner Yevgeny Prigozhin menyambut baik kudeta tersebut.
Dukungan untuk Rusia sepertinya melonjak di Niger sejak kudeta 26 Juli. Para pendukung junta mengibarkan bendera Rusia dalam beberapa aksi unjuk rasa di Niger.
Putin telah bertemu dengan para pemimpin Afrika Barat yang mendukung kudeta Niger sejak mereka menggulingkan pemerintahan presiden terguling Mohamed Bazoum yang dipilih secara demokratis pada 26 Juli.
Dia bertemu secara pribadi dengan pemimpin militer sementara Burkina Faso, Kapten Ibrahim Traore, pekan lalu, terkait krisis Niger.
Ada spekulasi bahwa pertemuan itu merupakan bagian dari rencana Putin untuk bertemu dengan negara-negara Afrika Barat berbahasa Prancis yang diperintah oleh militer.
Mali dan Burkina Faso telah menjanjikan dukungan mereka kepada Niger, karena Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat (ECOWAS) terus mencari mekanisme untuk menyelesaikan krisis.
Pilihan Editor: Afrika Barat Libatkan Ulama sebagai Upaya Terakhir Dekati Pemimpin Kudeta Niger
REUTERS