TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina membuka beberapa pantai di kota Odesa, Laut Hitam, untuk publik pertama kalinya sejak invasi Rusia. Setelah perang Rusia Ukraina, pantai-pantai dilarang dikunjungi karena berbahaya.
Odesa adalah pelabuhan terbesar dan pangkalan angkatan laut Ukraina. Wilayah ini berulang kali diserang dengan rudal dan pesawat tak berawak. Laut dipenuhi ratusan ranjau setelah invasi pada Februari tahun lalu. Demi keselamatan warga dan setelah insiden ranjau meledak, pantai di Odesa pun ditutup.
Menurut Gubernur Odesa Oleh Kiper, keputusan untuk membuka pantai dibuat bersama oleh pemerintah sipil dan militer kota. Dia mengatakan di aplikasi pesan Telegram bahwa pantai akan dibuka dari jam 8 pagi hingga jam 8 malam
Oleksandr, seorang penjaga pantai dan mantan penyelam yang hanya memberikan nama depannya, mengatakan bahwa jaring anti ranjau dipasang di antara dua dermaga untuk mencegah perenang menghadapi ranjau air dangkal.
"Jaring akan menghentikan mereka. Dan ranjau juga akan terlihat dari pantai dalam kondisi cuaca seperti itu. Petugas darurat akan diberitahu. Mereka akan datang untuk menanganinya," katanya.
Pembukaan pantai-pantai akan menjadi tempat istirahat yang menyenangkan dari perang bagi orang-orang yang berenang dan berjemur. "Saya bermimpi pergi ke pantai dan menghirup udara asin. Kami sangat merindukannya. Tapi keselamatan adalah prioritas utama," kata Svitlana, warga wilayah Odesa.
Perang Rusia Ukraina kian sengit. Sejak beberapa pekan terakhir, Ukraina melancarkan serangan balasan ke Rusia. Serangan terbaru adalah drone Ukraina yang menyasar Krimea. Rusia mengklaim telah menembak jatuh 20 drone Ukraina ke Krimea.
REUTERS
Pilihan Editor: Malaysia Gelar Pemilu di 6 Negara Bagian, Ujian Bagi Anwar Ibrahim