TEMPO.CO, Jakarta - Putra Presiden Joe Biden, Hunter Biden, mungkin akan menjalani persidangan pidana, kata Jaksa Khusus Amerika Serikat David Weiss. Pernyataan ini dilontarkan tak lama setelah Weiss dipromosikan ke peran itu pada Jumat. Ini menjadi drama baru menjelang pemilihan presiden atau pilpres 2024.
Ini menjadi momen yang belum pernah terjadi dalam sejarah AS: Putra seorang presiden yang sedang menjabat menghadapi tuntutan pidana, sementara ayahnya berkampanye untuk pemilihan ulang.
Sementara itu, Biden kemungkinan melawan Donald Trump dari Partai Republik, mantan presiden pertama AS yang menghadapi setidaknya tiga persidangan pidana.
Partai Republik di DPR juga mengancam penyelidikan pemakzulan atas klaim yang tidak terbukti bahwa Presiden Biden mendapat keuntungan dari usaha bisnis putranya yang berusia 54 tahun.
Weiss, yang telah menyelidiki Hunter Biden sejak 2019, mengajukan tuntutan pajak pidana dan senjata ringan pada Juni. Namun, seorang hakim federal menolak untuk menerima kesepakatan pembelaan yang diusulkan.
Weiss mengatakan dalam pengajuan pengadilan pada Jumat bahwa pembicaraan antara kedua belah pihak telah gagal. "Pemerintah sekarang percaya bahwa kasus ini tidak akan selesai sebelum persidangan," tulisnya.
Pengajuan tersebut dilakukan beberapa saat setelah Jaksa Agung AS Merrick Garland mengangkat Weiss ke status jaksa khusus, memberinya wewenang dan kebebasan tambahan untuk melanjutkan penyelidikan.
Hunter Biden pada Juli mengaku tidak bersalah atas tuduhan gagal membayar pajak atas pendapatan lebih dari US$1,5 juta pada 2017-2018 meskipun berutang lebih dari US$100.000. Dia tidak mengajukan pembelaan dalam kasus terpisah di mana dia didakwa memiliki senjata api secara tidak sah saat menggunakan obat-obatan terlarang, yang merupakan kejahatan.
