TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan di Shanzu, Kenya, pada Kamis, 10 Agustus 2023, memutuskan untuk memperpanjang masa penahanan pemimpin sekte kelaparan Good News International, Paul Mackenzie.
Pada 2 Agustus, Jaksa Penuntut Umum meminta perpanjangan tujuh minggu dari masa penahanan untuk memberikan waktu kepada polisi untuk menyelesaikan penyelidikan mereka.
Baca juga:
Kemudian pada persidangan kemarin, Mackenzie bersama 28 rekan tertuduhnya diputuskan untuk tetap selama 47 hari ke depan, setelah pengadilan mengizinkan permohonan negara untuk penahanan lanjutan.
Pastor Paul Mackenzie dituding memaksa para pengikutnya untuk mengakhiri hidup lewat aksi mogok makan sehingga mereka bisa masuk ke surga sebelum hari kiamat.
Investigasi atas ajaran yang disebut Shakahola itu berlangsung sejak pertengahan April, yang mengarah pada temuan ratusan jasad di Hutan Shakahola di daerah Kilifi.
Sebanyak 37 orang, termasuk istri Mackenzie, Joyce Mwikamba, ikut ditangkap sehubungan dengan pembunuhan massal tersebut.
Korban tewas ajaran sekte sesat yang disebut sebagai sekte kelaparan di Kenya kini menembus angka 400 orang, saat otoritas menemukan lagi jasad di 40 kuburan massal pada pertengahan Juli, seperti dilaporkan Anadolu.
Berbicara dalam konferensi pers di pusat komando Rumah Sakit Referral Daerah Kilifi pada Senin, 17 Juli 2023, kepala polisi Provinsi Coast Rhoda Onyancha mengungkapkan bahwa belasan jasad telah digali sehingga secara keseluruhan berjumlah 403 orang.
Paul Mackenzie tetap mengaku tidak bersalah atas keterlibatan apa pun dalam pencucian otak para pengikutnya.
Pilihan Editor: Korban Tewas Pengikut Sekte Kelaparan di Kenya Tembus 400 Jiwa
NTV KENYA | ANADOLU | REUTERS