Kesalahan yang Lucu
Selang waktu tersebut memberi Reuters dan SentinelOne gambaran unik tentang perusahaan yang sangat penting bagi negara Rusia yang diberi sanksi oleh pemerintahan Obama setelah invasi Krimea.
Dua pakar keamanan komputer independen, Nicholas Weaver dan Matt Tait, meninjau konten email yang terbuka dan memastikan keasliannya. Analis memverifikasi koneksi dengan memeriksa tanda tangan kriptografi email terhadap serangkaian kunci yang dikendalikan oleh NPO Mash.
"Saya sangat yakin datanya asli," kata Weaver kepada Reuters. "Bagaimana informasi itu terungkap adalah kesalahan yang benar-benar lucu".
SentinelOne mengatakan mereka yakin Korea Utara berada di balik peretasan karena mata-mata dunia maya menggunakan kembali malware yang diketahui sebelumnya dan infrastruktur berbahaya yang disiapkan untuk melakukan intrusi lainnya.
Pada 2019, Presiden Rusia Vladimir Putin menggembar-gemborkan rudal hipersonik "Zirkon" NPO Mash sebagai "produk baru yang menjanjikan", yang mampu melakukan perjalanan sekitar sembilan kali kecepatan suara.
Fakta bahwa peretas Korea Utara mungkin telah memperoleh informasi tentang Zirkon tidak berarti mereka akan segera memiliki kemampuan yang sama, kata Markus Schiller, pakar rudal yang berbasis di Eropa yang telah meneliti bantuan asing untuk program rudal Korea Utara.
Namun, mengingat posisi NPO Mash sebagai perancang dan produsen rudal top Rusia, perusahaan itu akan menjadi target yang berharga, tambah Schiller. "Ada banyak yang bisa dipelajari dari mereka," katanya.
Bidang minat lainnya mungkin dalam proses pembuatan yang digunakan oleh NPO Mash di sekitar bahan bakar, kata para ahli. Bulan lalu, Korea Utara meluncurkan uji coba Hwasong-18, ICBM pertama yang menggunakan propelan padat.
Metode pengisian bahan bakar tersebut memungkinkan penyebaran rudal lebih cepat selama perang, karena tidak memerlukan pengisian bahan bakar di landasan peluncuran, membuat rudal lebih sulit untuk dilacak dan dihancurkan sebelum diluncurkan.
NPO Mash menghasilkan ICBM yang dijuluki SS-19 yang diisi bahan bakar di pabrik dan ditutup rapat, sebuah proses yang dikenal sebagai "ampulisasi" yang menghasilkan hasil strategis serupa.
"Ini sulit dilakukan karena propelan roket, terutama pengoksidasi, sangat korosif," kata Jeffrey Lewis, peneliti rudal di James Martin Center for Nonproliferation Studies.
“Korea Utara mengumumkan akan melakukan hal yang sama pada akhir 2021. Jika NPO Mash memiliki satu hal yang berguna bagi mereka, itu akan menjadi daftar teratas saya,” tambahnya
REUTERS
Pilihan Editor: Gelombang Panas Sebabkan Tingkat Kematian yang Tinggi di Italia Selatan