Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Donald Trump Dijerat Tuduhan Baru, Didakwa Ingin Batalkan Hasil Pilpres 2020

Reporter

image-gnews
Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berbicara di konvensi Partai Republik Carolina Utara di Greensboro, Carolina Utara, AS 10 Juni 2023. REUTERS/Jonathan Drake
Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik Donald Trump berbicara di konvensi Partai Republik Carolina Utara di Greensboro, Carolina Utara, AS 10 Juni 2023. REUTERS/Jonathan Drake
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bekas Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali dijerat dengan tuduhan baru. Pada Selasa, 1 Agustus 2023, ia didakwa untuk membatalkan pemilu 2020.

Ini adalah dakwaan ketiga selama empat bulan terakhir. Donald Trump didakwa secara pidana ketika dia sedang berkampanye untuk pemilihan presiden 2024.

Surat dakwaan setebal 45 halaman itu menuduh Donald Trump dari Partai Republik berkonspirasi untuk menipu Amerika Serikat dengan mencegah Kongres mengesahkan kemenangan Partai Demokrat dan mencabut hak pemilih untuk pemilihan yang adil.

Jaksa mendakwa Trump dengan mendorong klaim penipuan yang dia tahu bahwa itu tidak benar, menekan pejabat negara bagian dan federal termasuk Wakil Presiden Mike Pence, untuk mengubah hasil pemilu. Terakhir, Donald Trump menghasut serangan yang berujung pada kekerasan di Gedung Capitol untuk merusak demokrasi Amerika dan nafsu berkuasa.

Trump diperintahkan untuk tampil pertama kali di pengadilan federal di Washington pada hari Kamis. Kasus tersebut telah diserahkan kepada Hakim Distrik AS Tanya Chutkan, yang ditunjuk oleh Presiden AS sebelumnya, Barack Obama.

Terlepas dari serangkaian kasus hukum yang menjeratnya, Trump telah memperkuat statusnya sebagai kandidat terdepan untuk nominasi presiden dari Partai Republik, menurut jajak pendapat publik.

"Serangan terhadap Capitol negara kita pada 6 Januari 2021, merupakan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di kursi demokrasi Amerika. Seperti yang dijelaskan dalam dakwaan, itu dipicu oleh kebohongan," kata Jaksa Penuntut Jack Smith. "Kebohongan oleh terdakwa, yang ditujukan untuk menghalangi fungsi dasar pemerintah AS."

Di depan ruang kamera dan reporter, Jack Smith menyampaikan pernyataan selama dua menit, lalu pergi tanpa menjawab pertanyaan.

Dalam dakwaan jaksa, Trump mengorganisir daftar pemilih curang di tujuh negara bagian. Ia menang di tujuh negara bagian tersebut. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Surat dakwaan itu menjabarkan banyak contoh kebohongan pemilihan Trump dan mencatat bahwa penasihat dekat termasuk pejabat intelijen senior, mengatakan kepadanya berulang kali bahwa hasil pemilihan itu sah. "Klaim ini salah, dan terdakwa tahu bahwa itu salah," tulis jaksa.

Ketika dorongan untuk mengesahkan pemilih palsu gagal, Trump berusaha menekan Wakil Presiden Mike Pence untuk tidak mengizinkan sertifikasi pemilihan dilanjutkan. Dia memanfaatkan kekacauan di luar Capitol untuk melakukannya, menurut jaksa. Selama kekerasan, Trump menolak panggilan dari penasihatnya.

"Terdakwa berusaha menggunakan kerumunan pendukung di Washington DC untuk menekan Wakil Presiden agar secara curang mengubah hasil pemilu," bunyi dakwaan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, tim kampanye Trump mengatakan selalu mengikuti hukum. Tim kampanye juga menyebut bahwa dakwaan itu sebagai penganiayaan dan menyamakannya dengan Nazi Jerman.

Donald Trump telah menjadi mantan presiden AS pertama yang menghadapi tuntutan pidana. Dia berusaha menggambarkan semua penuntutan sebagai bagian dari perburuan penyihir bermotivasi politik yang bertujuan mencegahnya kembali berkuasa.

REUTERS 

Pilihan Editor: Tiga Kantor Kementeriannya Dihantam Drone, Rusia Sebut Ukraina Teroris

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Aysenur Ezgi Eygi yang Ditembak Mati Israel di Tepi Barat Dimakamkan Hari Ini di Turki

1 jam lalu

Aysenur Ezgi Eygi di Seattle, Washington, 8 Juni  2024. International Solidarity Movement/Handout via REUTERS
Aysenur Ezgi Eygi yang Ditembak Mati Israel di Tepi Barat Dimakamkan Hari Ini di Turki

Para pelayat berkumpul di barat daya Turki pada Sabtu 14 September 2024 untuk menghadiri pemakaman Aysenur Ezgi Eygi


Amerika Serikat Terang-terangan Jual Senjata ke Israel Senilai Rp 2,5 Triliun, Bagaimana Faktanya

10 jam lalu

Amerika Serikat Terang-terangan Jual Senjata ke Israel Senilai Rp 2,5 Triliun, Bagaimana Faktanya

Belum lama ini, Pemerintahan Joe Biden disebut akan jual peralatan militer ke Israel senilai Rp 2,5 triliun, bagaimana fakta aksi Amerika Serikat ini?


Antara Trump dan Harris, Siapa Pilihan Paus Fransiskus?

10 jam lalu

Para siswa berpose dengan biola di Sekolah Humaniora Holy Trinity selama kunjungan Paus Fransiskus, di Baro, dekat Vanimo, Papua Nugini, 8 September 2024. REUTERS/Guglielmo Mangiapane
Antara Trump dan Harris, Siapa Pilihan Paus Fransiskus?

Paus Fransiskus mengkritik Harris dan Trump, meminta umat Katolik AS untuk memilih 'kejahatan yang lebih kecil'.


PwC Pecat 1.800 Karyawan, PHK Besar Pertama Sejak 2009

1 hari lalu

Ilustrasi PHK. Shutterstock
PwC Pecat 1.800 Karyawan, PHK Besar Pertama Sejak 2009

PHK massal terjadi di PwC. Lembaga akuntansi internasional ini memecat 1.800 orang karyawannya di Amerika Serikat.


Donald Trump Tak Mau Ada Debat Capres Kedua

1 hari lalu

Kamala Harris dan Donald Trump. FOTO/Erin Schaff/Pool via REUTERS dan REUTERS/Mike Segar
Donald Trump Tak Mau Ada Debat Capres Kedua

Dalam debat capres antara Trump dan Harris pada awal pekan ini, beberapa survei memperlihatkan Harris unggul dibanding Donald Trump.


Selandia Baru Buka Kemungkinan Penyelidikan Peran Mereka dalam Perang Israel di Gaza

1 hari lalu

Brendan Horsley. igis.govt.nz
Selandia Baru Buka Kemungkinan Penyelidikan Peran Mereka dalam Perang Israel di Gaza

Para pengacara mengatakan partisipasi Selandia Baru dalam kelompok intelijen Five Eyes mungkin telah memberikan data intelijen ke badan-badan Israel


Turki Gelar Penyelidikan Pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi oleh Israel di Tepi Barat

1 hari lalu

Aysenur Ezgi Eygi di Seattle, Washington, 8 Juni  2024. International Solidarity Movement/Handout via REUTERS
Turki Gelar Penyelidikan Pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi oleh Israel di Tepi Barat

Turki telah memulai penyelidikan atas pembunuhan aktivis Turki-Amerika Aysenur Ezgi Eygi oleh tentara Israel di Tepi Barat.


Jenazah Aysenur Ezgi Eygi yang Dibunuh Israel di Tepi Barat akan Tiba di Turki pada Jumat

1 hari lalu

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyesalkan penembakan terhadap aktivis HAM Amerika Aysenur Ezgi Eygi.
Jenazah Aysenur Ezgi Eygi yang Dibunuh Israel di Tepi Barat akan Tiba di Turki pada Jumat

Kemlu Turki melakukan segala upaya untuk memastikan pembunuhan Aysenur Ezgi Eygi tidak dibiarkan begitu saja


Kamala Harris: Dianggap Unggul Debat hingga Dukungan Taylor Swift

2 hari lalu

Wakil Presiden AS Kamala Harris menghadiri acara di Gedung Putih di Washington, AS, 3 Juni 2021. Ia menjadi wanita keturunan Asia dan kulit hitam pertama yang menjadi kandidat calon presiden dari Partai Demokrat. REUTERS/Evelyn Hockstein
Kamala Harris: Dianggap Unggul Debat hingga Dukungan Taylor Swift

Calon Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan Donald Trump telah berhadapan langsung dalam debat Pemilihan Presiden


Menang di MTV VMA 2024, Taylor Swift Umbar Kata-kata Cinta untuk Travis Kelce

2 hari lalu

Taylor Swift menerima penghargaan Video of the Year untuk
Menang di MTV VMA 2024, Taylor Swift Umbar Kata-kata Cinta untuk Travis Kelce

Taylor Swift memberikan penghormatan manis kepada Travis Kelce dalam pidato kemenangannya di MTV VMA 2024.