TEMPO.CO, Jakarta - Empat menteri di Niger, seorang mantan menteri dan ketua partai presiden terguling Mohamed Bazoum telah ditangkap oleh junta militer yang merebut kekuasaan pada 26 Juli 2023. "Setelah presiden ditahan pekan lalu, para pemberontak kembali menyerang dan melakukan lebih banyak penangkapan," kata Partai Nigeria untuk Demokrasi dan Sosialisme (PNDS) yang digulingkan dalam sebuah pernyataan.
Pada Senin pagi, Menteri Perminyakan Mahamane Sani Mahamadou yang merupakan putra mantan presiden berpengaruh Mahamadou Issoufou dan Menteri Pertambangan Ousseini Hadizatou telah ditangkap. Ketua komite eksekutif nasional PNDS, Fourmakoye Gado, juga ditangkap.
Junta sebelumnya menangkap Menteri Dalam Negeri Hama Amadou Souley, Menteri Transportasi Oumarou Malam Alma dan Kalla Moutari, seorang anggota parlemen dan mantan menteri pertahanan. Penangkapan itu bertepatan dengan pernyataan junta yang mewajibkan semua mantan menteri dan kepala lembaga menyerahkan kembali mobil kantor mereka pada siang hari.
Penggulingan Presiden Mohamed Bazoum telah mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh Afrika Barat, mengadu domba mantan sekutu Barat Niger dengan orang-orang seperti Rusia dan pemimpin junta lainnya di wilayah tersebut.
Uni Afrika, PBB, Uni Eropa dan kekuatan lain mengutuk penggulingan Presiden Mohamed Bazoum oleh militer. Kudeta terjadi di Afrika Barat dan Tengah yang telah merusak kemajuan demokrasi di salah satu wilayah termiskin di dunia.
Blok regional ECOWAS telah memberlakukan sanksi, termasuk penghentian semua transaksi keuangan dan pembekuan aset nasional. Namun junta dari negara tetangga seperti Burkina Faso, Mali dan Guinea semuanya menyuarakan dukungan mereka untuk pemimpin kudeta pada Senin.
Seorang pejabat Amerika Serikat pada hari Senin mengatakan kudeta tersebut belum sepenuhnya berhasil dan masih ada kesempatan untuk mengembalikan Bazoum. Prancis dan Jerman menyuarakan hal yang sama.
Para pemimpin kudeta, yang menunjuk Jenderal Abdourahamane Tiani, mantan kepala pengawal presiden sebagai kepala negara, mengatakan Bazoum digulingkan karena pemerintahan yang buruk dan ketidakpuasan dengan caranya menangani ancaman Islam. Pada hari Minggu, para pendukung junta membakar bendera Prancis dan menyerang kedutaan Prancis di ibu kota Niger, Niamey, yang mendorong polisi menembakkan gas air mata sebagai tanggapan.
Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran Wagner Rusia, pekan lalu menyambut kudeta di Niger. Ia mengatakan pasukan Wagner bisa membantu memulihkan ketertiban.
REUTERS | FRANCE 24
Pilihan Editor: Pembakaran Al Quran di Swedia, Pendemo: Saya Akan Bakar Berkali-kali Sampai Dilarang