TEMPO.CO, Jakarta - Polisi Swedia kembali memberikan izin untuk digelarnya demonstrasi pembarakan Al Quran. Para pengunjuk rasa mengatakan bahwa mereka akan terus membakar Al Quran hingga kegiatan itu dilarang di Swedia.
“Saya akan membakarnya berkali-kali, sampai Anda melarangnya,” kata penyelenggara Salwan Najem kepada surat kabar Expressen.
Najem telah bergabung dengan pengungsi Irak Salwan Momika pada dua protes sebelumnya di Stockhol, di luar masjid utama kota dan kemudian di luar kedutaan Irak. Aksi unjuk rasa dijadwalkan pukul 13.00 waktu setempat hari ini, sesuai izin kepolisian.
Najem, seorang pria berusia 48 tahun, menemani aktivis Salwan Momika selama protes pembakaran Alquran yang dilakukan Momika di luar masjid Stockholm dan di luar kedutaan Irak awal musim panas ini, merekam protesnya dan mempostingnya di media sosial.
"Apa yang ilegal tentang itu? Itu hanya selembar kertas. Tahukah Anda berapa banyak ancaman yang kami terima? Hanya karena selembar kertas," ujarnya.
Protes, di Lapangan Mynttorget yang merupakan situs tradisional untuk protes politik di Swedia, akan berlangsung pada hari Senin. Pembakaran Al Quran itu adalah di hari yang sama dengan pertemuan para pemimpin dari 57 negara-negara Islam. Pertemuan negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI, untuk membahas reaksi terhadap pembakaran Al Quran digelar di Swedia dan Denmark.
OKI pada bulan Juli mengeluarkan perwakilan Swedia dari organisasi tersebut dan menyerukan Swedia dan Denmark untuk mengesahkan undang-undang baru guna mengkriminalisasi penodaan Alquran. Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menulis di Instagram bahwa pemerintah telah mulai menganalisis undang-undang seputar pembakaran Al Quran.
Menteri luar negeri Denmark, Lars Løkke Rasmussen, mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintahnya sedang mencari cara hukum yang memungkinkan untuk melarang pembakaran Al Quran di luar kedutaan nasional.
ARAB NEWS | THE LOCAL SWEDEN
Pilihan Editor: Tiga Drone Ukraina Jatuh di Moskow, Zelensky: Perang akan Datang ke Rusia