TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin, Senin, 31 Juli 2023, menyatakan prihatin atas situasi di Niger, yang presidennya digulingkan pekan lalu dalam kudeta yang dikutuk oleh banyak negara tetapi disambut baik oleh kepala kelompok tentara bayaran Rusia Grup Wagner, yang memiliki kepentingan luas di Afrika.
Dalam percakapan telepon dengan wartawan, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan "apa yang terjadi (di Niger) adalah masalah serius".
"Kami mendukung pemulihan cepat supremasi hukum di negara ini, kami mendukung semua pihak untuk menahan diri sehingga ini tidak menyebabkan korban jiwa," kata Peskov.
Pemimpin kudeta Niger mengumumkan Jenderal Abdourahamane Tiani sebagai kepala negara baru Jumat lalu, beberapa hari setelah mengatakan mereka telah menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum dalam pengambilalihan militer ketujuh di Afrika Barat dan Tengah dalam waktu kurang dari tiga tahun.
Negara-negara Afrika Barat telah memberlakukan sanksi dan ancaman kekerasan jika para pemimpin kudeta gagal mengembalikan Bazoum dalam waktu seminggu.
Dalam pesan suara yang diterbitkan minggu lalu di saluran media sosial yang terkait dengan kelompok tentara bayaran Rusia, Grup Wagner, pendirinya, Yevgeny Prigozhin, tampaknya mendukung kudeta tersebut, dan menawarkan jasa para prajuritnya kepada junta.
Peran Wagner
Prigozhin tidak mengklaim keterlibatan dalam kudeta, tetapi menggambarkannya sebagai momen pembebasan yang telah lama tertunda dari penjajah Barat. Hubungan Prigozhin dengan Kremlin tidak jelas sejak dia melakukan pemberontakan gagal bulan lalu yang bertujuan untuk menggulingkan saingan lama di Kementerian Pertahanan di Moskow.
Namun, Grup Wagner miliknya tetap menjadi pemain kunci dalam kebijakan luar negeri Rusia di Afrika. Mereka telah menjadi kekuatan yang berpengaruh di Mali, tetangga Niger, sejak kudeta 2021 di sana, dan memiliki kehadiran yang lebih lama di Republik Afrika Tengah dan Libya.
Peran Wagner di Afrika menjadi perhatian pemerintah Barat. Amerika Serikat menuduh kelompok itu melakukan kekejaman dan menjatuhkan sanksi padanya. Prigozhin mengatakan mereka bekerja sesuai hukum.
Prigozhin tampaknya terus menikmati kebebasan bergerak terlepas dari apa yang dikatakan Kremlin bulan lalu adalah kesepakatan pasca-pemberontakan yang akan membuatnya pindah ke negara tetangga Belarusia di mana beberapa anak buahnya sudah mulai melatih tentara.
REUTERS
Pilihan Editor: Hujan Ekstrem di Beijing Akibat Topan Doksuri, Dua Orang Tewas