TEMPO.CO, Jakarta - Elon Musk mengklaim bahwa pengguna bulanan platform media sosial X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mencapai angka tertinggi. Dia membagikan grafik yang menunjukkan jumlah pengguna terbaru lebih dari 540 juta.
Unggahan Elon Musk di X tentang angka pengguna muncul saat perusahaan mengalami perubahan organisasi dan menghadapi persaingan dari aplikasi Threads yang baru diluncurkan. Threads dimiliki dan dioperasikan oleh Meta Platforms.
Twitter memiliki 229 juta pengguna aktif bulanan pada Mei 2022, menurut pernyataan yang dibuat sebelum pembelian. Di bawah kepemilikan Elon Musk, X telah melalui serangkaian perubahan produk dan pengurangan staf ketika perusahaan mencoba meningkatkan pendapatan.
Arus kas X tetap negatif karena penurunan pendapatan iklan hampir 50 persen dan beban utang yang berat, kata Elon Musk di awal bulan ini. Kinerja keuangan Twitter jauh dari harapannya pada bulan Maret, yang menargetkan platform media sosial ini dapat mencapai arus kas positif pada Juni.
Elon Musk mengakuisisi Twitter pada Oktober 2022 dengan harga US$ 44 miliar atau setara dengan Rp 683 trilliun. Sejak akuisisi itu, kebijakannya terus disorot. Kebijakan terbaru adalah Elon Musk mengganti logo Twitter menjadi X yang diumumkan pada 24 Juli 2023.
Tak lama setelah mengakusisi saham Twitter, Elon Musk membuat perubahan besar di manajemen. Ia langsung memecat beberapa eksekutif. Menurut dia, pemecatan level eksekutif memangkas pembayaran pesangon yang besar. Elon Musk memecat Chief Executive Twitter Parag Agrawal, Chief Financial Officer Ned Sagal, dan Kepala Urusan Hukum dan Kebijakan Vijaya Gadde.
Tak hanya memangkas pembayaran pesangon, Elon Musk menuding level eksekutif akan menyesatkan dirinya dan investor Twitter mengenai jumlah akun palsu. Elon Musk juga memecat hampir 80 persen karyawan Twitter karena kinerja keuangan yang buruk.
REUTERS
Pilihan Editor: Vietnam Jebloskan 54 Pejabatnya ke Penjara karena Korupsi Massal