TEMPO.CO, Jakarta - Bos Grup Wagner Yevgeny Prigozhin, yang bulan lalu memberontak terhadap Pemerintah Rusia, memuji kudeta militer Niger sebagai kabar baik. Ia menawarkan jasa para pejuangnya untuk jasa ketertiban.
Prigozhin tidak mengklaim keterlibatan dalam kudeta Niger. Tetapi ia menggambarkan kudeta itu sebagai momen pembebasan yang telah lama tertunda dari penjajah Barat di Niger.
Pernyataan Prigozhin yang dikutip Reuters, merujuk pada pesan suara di saluran aplikasi Telegram yang terkait dengan Wagner, diunggah pada Kamis malam, 27 Juli 2023.
Pembicara dalam pesan itu memiliki intonasi dan pergantian frasa yang sama dalam bahasa Rusia dengan bos Wagner, meskipun Reuters tidak dapat memastikan dengan pasti bahwa itu adalah dia.
"Hari ini (Niger) secara efektif mendapatkan kemerdekaan mereka. Sisanya tanpa ragu akan bergantung pada warga Niger dan seberapa efektif pemerintahannya, tetapi hal utama adalah ini: mereka telah menyingkirkan para penjajah," kata pesan itu.
Tidak jelas siapa yang bertanggung jawab atas Niger setelah tentara pada Rabu malam mengumumkan kudeta militer. Tentara juga menahan Presiden Mohamed Bazoum di istana kepresidenan.
Niger adalah salah satu yang termiskin di dunia tetapi juga menyimpan beberapa cadangan uranium terbesarnya. Negara itu mendeklarasikan kemerdekaan penuh dari mantan penguasa kolonial Perancis pada 1960.
Pesan suara Prigozhin merupakan tanda baru bahwa ia dan anak buahnya tetap aktif di Afrika. Mereka masih memiliki kontrak keamanan di beberapa negara seperti Republik Afrika Tengah (CAR), dan ingin memperluasnya.
Prigozhin, 62 tahun, tampaknya terus menikmati kebebasan bergerak. Meskipun ada kesepakatan pasca-pemberontakan yang memuat klausul mereka harus pindah ke negara tetangga Belarusia.
Ada berbagai penampakan Prigozhin di Rusia sejak kesepakatan pasca-pemberontakan tercapai dan Kremlin mengatakan dia bahkan telah menghadiri pertemuan dengan Putin, yang sebelumnya menyebut pemberontakan yang gagal itu sebagai "tikaman dari belakang".
Menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pada Kamis bahwa tatanan konstitusional di Niger harus dipulihkan. Analis mengatakan penampilan Prigozhin menunjukkan bahwa perusahaan militer swasta (PMC) miliknya akan terus berperan dalam memajukan agenda kebijakan luar negeri Kremlin di Afrika.
"Ya, sangat aneh Prigozhin kembali ke Rusia, dan tampaknya sudah beberapa kali. Tapi itu juga sejalan dengan tujuan Wagner dan Rusia untuk memproyeksikan kenormalan dan bisnis seperti biasa," Catrina Doxsee, pakar di think tank CSIS AS , katanya di platform perpesanan X.
"Moskow kemungkinan akan menggunakan KTT untuk meyakinkan mitra Afrika tentang komitmen dan kesinambungan layanan PMC setelah ketidakpastian dari bulan lalu," katanya.
Pilihan Editor: Junta Niger Muncul di TV setelah Kudeta, Lucuti Kekuasaan Presiden
REUTERS