TEMPO.CO, Jakarta – Jaksa Agung Ekuador mencatat ada 31 orang jumlah korban tewas akibat gelombang kekerasan yang berkecamuk di salah satu penjara paling berbahaya di negara itu selama akhir pekan lalu. Pemerintah Ekuador telah mengumumkan keadaan darurat 60 hari untuk penjara negara itu menyusul kematian seorang wali kota.
Kantor kejaksaan menaikkan jumlah korban tewas menjadi 31 pada Selasa, 25 Juli 2023, angka awal 18. Membagikan pesan ini lewat Twitter, kejaksaan juga meningkatkan jumlah korban terluka menjadi 14.
Pemerintah Ekuador menyebut, sekitar 120 petugas penjara telah dibebaskan setelah disandera di enam penjara di seluruh negeri. Tidak ada informasi resmi tentang dugaan mogok makan di beberapa penjara.
Deklarasi darurat diperkiraan menjadi memicu kekerasan di kota Esmeraldas, tempat 15 penjaga penjara dan dua staf lainnya disandera di penjara setempat. Pemerintah memastikan ini dalam sebuah pernyataan.
Di Esmeraldas sendiri, unit polisi diserang, bahan peledak ditempatkan di pom bensin dan beberapa mobil dibakar. Kantor kejaksaan agung mengatakan di media sosial bahwa satu warga sipil terluka dalam serangan bom molotov di kantornya di sana.
Sedangkan di Guayaquil, setidaknya 2.700 tentara dan polisi bersenjata lengkap memasuki penjara Penitenciaria del Litoral setelah berlakunya tindakan 60 hari, mendapatkan kembali kendali atas tiga blok sel dengan peledakan terkendali.
Tawuran antargeng dimulai pada Sabtu di penjara, salah satu yang paling berbahaya di Ekuador. Lonjakan kekerasan penjara terbaru ini terjadi selama kampanye pemilu yang dijadwalkan digelar pada 20 Agustus. Beberapa calon presiden menjanjikan reformasi penjara.
Menurut dekrit yang ditandatangani oleh Presiden Guillermo Lasso, narapidana di Guayaquil menggunakan senjata api selama kerusuhan dan membakar fasilitas menggunakan tangki bensin.
Lasso pada Senin mengumumkan keadaan darurat di provinsi Manabi dan Los Rios, serta di kota Duran. Keputusan ini diambil setelah walikota kota Manta, Agustin Intriago, ditembak mati pada Minggu.
Intervensi militer di penjara Ekuador akan berlanjut sampai kontrol diambil kembali dan tidak ada ancaman terhadap tahanan atau pejabat, menurut pemerintah.
Lasso secara teratur mengumumkan keadaan darurat di penjara negara itu ketika dia mencoba untuk mengatasi kekerasan yang telah melonjak sejak 2021. Insiden itu merenggut nyawa ratusan tahanan.
REUTERS
Pilihan Editor: Populasi Jepang Menurun di Tengah Meningkatnya Jumlah Warga Asing